20 May 2010

Museum Mulawarman

 bukan museum Mulawarman, ini kapal yang sedang berlabuh, bagus ya?! :p

Dari pulau Kumala perjalanan kami lanjutkan ke Museum Mulawarman, terletak di seberang pelabuhan, disebelah pelabuhan ada Rumah Makan namanya Tepian Pandan (kayaknya sih RM cukup terkenal dan sudah ada sejak lama). Makan dulu!! Sarapan sekalian makan siang.




Masuk Museum cukup membayar Rp 2500,- per orang. Museum nya standar museum-museum di Indonesia pada umumnya (kurang terawat :p). Masuk ruangan utama ada singgasana Raja kerajaan Kutai Kertanegara (eh maap kalo salah, ga terlalu merhatiin). Setelah itu kami melanjutkan masuk ruangan sebelah kanan, lalu ke kanan lagi, ada tangga ke bawah. Dugaan awal adalah kamar mandi, ternyata di bawah itu ada koleksi Guci-guci dari berbagai negara (kebanyakan Cina, ada juga dari Eropa, Thailand, ....).
Lebih masuk lagi ada koleksi pakaian adat dari ....... 27 Propinsi di Indonesia (waduhh!! ini museum ga update banget ya? udah tahun 2010 nih! Timor Timur udah jadi Luar Negeri! hehe...).
Parahnya lagi, masa ga ada jalan tembusnya, kalo mau keluar harus balik lagi melewati koleksi ruangan guci-guci tadi.

Lanjut....
kami ke ruangan koleksi senjata2, lalu koleksi mata uang, perhiasan, kain/ pakaian adat, dan terakhir koleksi arca/prasasti peninggalan kerajaan Kutai Lama (menurut pelajaran sejarah kerajaan pertama/tertua di Indonesia)
ini beberapa foto benda2 koleksi museum Mulawarman:



Pulau Kumala

pulau Kumala difoto dari atas jembatan Mahakam dari dalam mobil berjalan pake kamera ponsel
  
Pulau Kumala terletak di tengah sungai Mahakam. Untuk sampai ke pulau Kumala ini bisa menggunakan perahu atau Cable Car.
Karena kami dari arah Tenggarong, maka kami pun menyeberang menggunakan perahu. Bila ingin menggunakan Cable Car harus menyeberangi sungai Mahakam.
Sampai di pulau Kumala kami membayar tiket masuk Rp 10.000,- sudah termasuk mobil gandeng yang akan membawa kami keliling pulau Kumala.

Arena favorit, yang pengen ku coba adalah Sky Tower, Cable Car, dan mengunjungi Museum Mulawarman. Terenyata... eh ternyata, setelah sampai di sana, Sky Tower dan Cable Car tidak berfungsi, alasannya kurang daya listrik dan cable car masih dalam proses pengiriman dari Singapura. Dan museum Mulawarman bukan di pulau Kumala :p

Yah... agak kecewa, tapi gapapa lah (yang penting udah nyampe pulau Kumala), kami mengelilingi pulau Kumala sambil gosip2 dikit. Jadi pengelola pulau Kumala ini sedang dalam masa peralihan dari Pemda ke pihak swasta, El John (kabarnya sih yang mengelola Dufan juga). Terus gosipnya sejak bupatinya tidak lagi Bpk Syaukani (yang terlibat kasus korupsi itu loh), pulau Kumala ini jadi kurang terurus. Sayang deh... padahal pulau nya bagus, dan berpotensi banget buat tempat wisata, tapi kalo maunya aku sih wisata budaya gitu (siapa Aku?? hehe... kalo orang Tenggarong maunya pengen punya tempat wisata kayak Dufan kali ya??)

Arena yang masih bisa dikunjungi: ada tempat Resort & Spa (lupa namanya), ada Cafe (yang di atasnya ada patung Lembuswana yang membuatku berasumsi bahwa itulah museum Mulawarman) tapi bukanya malem, Reruntuhan Pura (masih bagus buat tempat foto2), toko Souvenir yang depannya ada Rumah Panjang/ Laman (rumah adat suku Dayak), dan permainan Go Kart, Trampolin, dll (khas metropolitan hehe..)

Oke, kami lanjutkan perjalanan menuju museum Mulawarman. Bye.. pulau Kumala, cepetan dirapiin ya, nanti kami berkunjung lagi deh.

17 May 2010

May (2010) I Go To Tenggarong

Sabtu, 15 Mei 2010 lalu aku jalan-jalan ke Tenggarong bersama de'Virtri dan mas Fahmi. Jam 7 pagi berangkat dari Balikpapan dengan tujuan Pulau Kumala.
Kami bertiga belum pernah ada yang ke Tenggarong. Hasil googling tempat wisata yang menarik adalah Pulau Kumala, yang terletak di tengah sungai Mahakam. Di Pulau tersebut kabarnya ada Sky Tower, dimana kita bisa melihat kota Tenggarong dari atasnya. Ada Cable Car (kereta gantung) untuk menyeberang dari kota Tenggarong ke Pulau Kumala. Ada Museum Mulawarman yang menyimpan barang-barang peninggalan kerajaan Kutai (eh tau ga kalo kerajaan Kutai itu ternyata ada 2: Kutai Lama bercorak Hindu 400M dan Kutai Kertanegara bercorak Islam, yang sampe sekarang masih ada).

Setelah bermobil (dengan mobil sewa) selama sekitar 3 jam, sampailah kami di Tenggarong, dan inilah jembatan melintasi sungai Mahakam, penghubung Tenggarong-Samarinda yang terkenal itu
 Upss.... ada yang narsis, mengalihkan perhatian, jembatannya jadi ga kaliatan ya? hehehe....
oke deh, ku upload lagi ;)

bersambung .............
cerita selanjutnya: Pulau Kumala, dan Museum Mulawarman
(maaf, mau nyuci dulu :p)