09 October 2016

Jeddah

Dalam perjalanan haji tahun 2015 lalu, selain ke Madinah dan Mekkah, kami juga mengunjungi Jeddah. Kota Jeddah sekitar 2 jam dari Mekkah, kota di tepi pantai, Laut Merah.

Aku dan rombongan 2x ke Jeddah,

Yang pertama di 1 Oktober 2015 untuk jalan-jalan, melihat-lihat kota dan berbelanja.
Jalan-jalan ke Jeddah ini pilihan saja, sambil menunggu kepulangan ke tanah air. Bagi yang mau ikut membayar 50 riyal.
Kami berangkat ba'da Dhuhur sekitar jam 1, sholat dhuhur dan ashar dijamak. Pemberhentian pertama di Laut Merah. Banyak kisah Nabi-nabi yang berlatar Laut Merah, termasuk kisah pembelahan Laut oleh Musa as saat dikejar Fir'aun dan tentaranya.

Pemberhentian kedua di pusat perbelanjaan untuk beli oleh-oleh.
Sudah. 😉. Jadi begitulah cerita jalan-jalan di Jeddah.
Selebihnya kami hanya duduk di dalam bis, berkeliling kota. Diberitahukan tempat makam/kuburan nabi Adam & Hawa, tempat pengadilan dan rumah hukuman (rajam) di seberang pengadilan.

Yang menarik perhatianku adalah ketika dalam perjalanan ke Jeddah, melewati semacam tempat penampungan mobil bekas yang sangat luwuuaaaaaaasssss banget, besar. Banyak mobil bekas hanya diletakkan saja, berdebu. Belum di daur ulang 😁.
Juga ketika melewati jalan-jalan di kota Jeddah, terasa di Jakarta tapi tanpa macet. Ada seperti bunderan HI, lalu banyak patung2, (bukan patung manusia dan makhluk hidup) patung bor minyak, kapal, globe, dll. Banyak gedung perkantoran dan juga perumahan. Kondisi alam Jeddah mirip Mekkah, banyak tanaman dan pepohonan hijau.

Yang kedua ke Jeddah saat ke bandara. KAAI (King Abdul Aziz International) airport pada tanggal 7 Oktober 2015.
Kepulangan ke tanah air. Rute pesawat kali ini dari Jeddah menuju Solo transit di Banda Aceh.
Kami berangkat dari hotel di Mekkah tengah malam sekitar jam 1, tengah malam. Sampai di Jeddah sekitar jam 3 dini hari. Menunggu pengecekan administrasi, periksa bagasi, dsb.
Saat masuk ke bandara kami diberi oleh-oleh Al Qur'an. Waktu keberangkatan dan tiba tepat waktu. Flight by Garuda Indonesia. Alhamdulillah😊

رَبَّنا تَقَبَّل مِنّا إِنَّكَ أَنتَ السَّميعُ العَليمُ

28 September 2016

Armina

Ini ceritaku selama berada di Armina (Arafah, Mina, Muzdalifah):

Bersama rombongan KBIH, kami mengikuti Tarwiyah, sudah ke Mina di 8 Dzulhijah.
21 September malam setelah Isya kami berangkat ke Mina. Maktab 63, Indonesia. Berdekatan dengan maktab dari negara Asia lainnya.
22 September adalah hari Tarwiyah. Bagi yang tidak Tarwiyah, dari Mekkah langsung menuju Arafah.
Masya'Allah, inilah Mina, perkemahan muslim sedunia. Dan di sinilah aku berada untuk sekitar 6 hari.
23 September, hari Arafah. Seluruh jamaah haji wajib wukuf di Arafah sejak tergelincir matahari (siang hari waktu dhuhur) sampai terbenam matahari (waktu maghrib).
Kami berangkat pagi ke Arafah.
Selepas maghrib kami menuju Muzdalifah. Sholat jamak taqdim qashar magrib dan isya, lalu mencari 77 batu kerikil untuk melempar Jumroh (7 untuk lempar jumroh Aqobah di 10 Dzulhijjah. 21 untuk lempar jumroh Ula, Wustho dan Aqobah masing-masing 7 di 11 & 12 Dzulhijjah untuk yang nafar awal + 21 untuk yang nafar tsani. Dan sisanya untuk cadangan).
Malamnya, di Muzdalifah, kami tidur di tempat terbuka, beralas jalanan (dan mendong 😁) dan beratap langit.

Saat itu sedang musim panas, udara cukup panas. Alhamdulillah aku bisa tidur, bisa istirahat. Hampir setiap jam terbangun lalu minum supaya tidak dehidrasi, lalu tidur lagi. Jam 12 tengah malam, jama'ah dibangunkan untuk bersiap kembali ke Mina.
Ketika bangun tengah malam inilah aku merasa sangat letih lemah, entah karena dehidrasi atau kurang tidur. Karena setelah bangun itu kami masih harus menunggu bis, antri berbaris.
Memang kalau mau mengikuti cara Rasullullah saw, bermalam di Muzdalifah sampai waktu subuh, sholat subuh dulu di Muzdalifah baru ke Mina. Ini kalau mau idealnya.
Tapi untuk mengurangi kepadatan dan memudahkan koordinasi, termasuk untuk kenyamanan jama'ah, maka ada hal-hal yang disesuaikan dengan keadaan saat ini (dan tentu sudah didiskusikan di kalangan ulama fiqih ya?).
Rombongan kami tiba kembali di Mina sekitar jam 3 dini hari.
Aku langsung mandi dan bersih-bersih badan dengan air (belum boleh pakai wangi-wangian karena belum tahallul, masih ber-ihram).

Keesokan hari, sambil menunggu melempar jumroh Aqobah (jadwal kami melempar jumroh ba'da ashar), kami mendapatkan berita bahwa ada kejadian berdesak-desakan di jalan menuju tempat melempar jumroh, ada korban jiwa sampai 200an. Informasi justru kami dapatkan dari jamaah yang sedang kontak keluarganya di tanah air, sementara rombongan kami yang ada di Mina tidak tahu. Berita ini cukup membuat kami waswas.
Apalagi beberapa tahun sebelumnya pernah terjadi juga peristiwa berdesakan dan terinjak-injak di terowongan Mina.

Alhamdulillah pada saat kami melempar jumroh cukup lancar, dan cukup lengang (tidak seperti yang ku bayangkan sebelumnya).
Jarak dari maktab ke tempat melempar jumroh sekitar 3,5 km. Berjalan kaki pp sekitar 7 km. Setiap melempar jumroh butuh waktu sekitar 2 jam.
Melempar jumroh Aqobah (10 Dzulhijjah 1436 - 24 September 2015) berangkat setelah Ashar, di waktu maghrib sudah sampai di maktab lagi.
Lalu kami melakukan tahallul. Sudah boleh mandi pakai sabun wangi 😊

Melempar jumroh di 11 dan 12 Dzulhijjah 1436 (25-26 September 2015) di waktu malam setelah isya, udara lebih sejuk, lebih santai.
Melempar jumroh di 13 Dzulhijjah - 27 September 2015 (kami ikut nafar tsani), di pagi hari ba'da subuh. Setelahnya kami langsung kembali ke Mekkah.

Saat kegiatan melempar jumroh inilah aku bisa bertemu dengan jama'ah haji dari berbagai daerah dalam dan luar negeri. Bisa dikenali dari bendera dan pakaian seragamnya, ada yang pakai slayer warna-warni, bendera warna-warni dengan berbagai tulisan.
Kalau jama'ah haji Indonesia banyak yang pakai batik.

* Jadi ingin nulis tentang gaya berpakaian berbagai negara yang ku temui saat di Arab, saat musim haji.
Dengan melihat ciri pakaiannya bisa tahu kira-kira dari negara mana.

17 September 2016

CHILI

Alhamdulillah, akhirnya berhasil juga masak Chili.

Beginilah kira-kira prosesnya:
1. Cuci daging dan tulang. Kalau aku, ku buang lemaknya.
2. Rebus tulang, buang air rebusan pertama (konon sih bisa mengurangi lemaknya). Rebus lagi dengan air yang baru. Airnya kira-kira 10 gelas.
3. Masukkan kacang merah yang sudah direndam dari pagi (ku rendam dari sekitar jam 7 pagi, dan aku masaknya jam 7 malam. Kira-kira 12 jam). Ini untuk kacang merah kering ya.
4. Tumis bawang putih (3 siung), merica, dan garam yang sudah dihaluskan. Pakai minyak zaitun ya 😉. Lalu masukkan ke rebusan tulang.
5. Potong-potong daging kecil-kecil (kalau punya alat pencincang daging lebih baik, lebih cepat). Masukkan ke rebusan tulang.
6. Iris tomat & cabe (aku pakai 3 tomat merah dan 4 cabe merah keriting), tumis, masukkan ke rebusan.
7. Iris bawang Bombay (1 ukuran besar), tumis, masukkan ke rebusan.
8. Tambahkan garam dan gula sesuai selera.
9. Rebus sampai laper 😄😝.
(Karena masaknya telat, sudah waktu makan malam).
10. Matikan api kompor. Siap dimakan sebagai sop kacang merah kuah tomat.
11. Tutup panci (pakai panci yang alas bawahnya tebal atau panci presto lebih baik).
12. Panaskan lagi pagi hari untuk sarapan. Jadi deh Chili.
13. Panaskan lagi untuk makan siang.
14. Lakukan lagi sampai Chili habis 😘👍

14 September 2016

Idul Adha 1437 H

Idul Adha dirayakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah.
Tahun ini bertepatan dengan tanggal 12 September 2016.

Berbeda dengan 'Idul Fitri yang disunnahkan untuk makan sebelum sholat Id, pada hari raya Idul Adha disunnahkan untuk puasa sebelum melaksanakan sholat 'Id, dan berbuka setelah sholat 'Id.
Yang lainnya kurang lebih sama, mandi, berpakaian yang rapi dan wangi, berangkat dan pulang ke dan dari tempat sholat melalui jalan yang berbeda.

Aku dan suami melaksanakan sholat 'Id Adha tahun ini di lapangan merdeka, di sebelah masjid Istiqomah, Balikpapan.
Berangkat melalui jalan minyak (Yos Sudarso), pulangnya melalui jalan Ahmad Yani.

Sholat 'Id 2 raka'at. Raka'at pertama 7x takbir. Raka'at kedua 5x takbir.
Sholat 'Id kali ini imam membaca surah setelah Alfatihah: Al 'Alaa dan Al Ghasiyah.
Setelah itu dilanjutkan dengan khutbah tentang Taubat dan Istighfar.

Setelah sholat kami pulang, sarapan kali ini adalah Kepiting saos Kedai Laut, yang sudah dibeli dari kemarin untuk berbuka puasa Arafah; dan roti tawar selai kacang. Alhamdulillah😊

Siangnya kami makan soto Semarang, dilanjutkan nonton BFG (Big Friendly Giant) di BSB.
Pulangnya sampai rumah dikasih daging qurban, daging sapi.
Sebagian dibuat Steak untuk makan malam.
Sebagian dipotong-potong kecil-kecil lalu ditumis dengan bumbu rendang untuk makan malam kemarin (13 September 2016).
Dan sebagian besar masih ada di kulkas. Konon menurut tips dari teman, menyimpan daging supaya awet itu di freezer, dan usahakan tidak terkena air (simpan di wadah tertutup).

Pengen buat Chili (sop daging cincang, kacang merah, berkuah kental dari tomat).

Selamat Berhari Raya! 😊😄😍.

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ
"‏ إِنَّ يَوْمَ عَرَفَةَ وَيَوْمَ النَّحْرِ وَأَيَّامَ التَّشْرِيقِ عِيدُنَا أَهْلَ الإِسْلاَمِ وَهِيَ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ ‏"‏ ‏

It was narrated from Uqbah bin Amir that the Messenger of Allah said:
"The day of Arafat and the day of sacrifice and the day of At-Tashriq are our Id, the people of Islam, and they are days of eating and drinking."

Grade: Hasan (Darussalam)
Reference : Sunan an-Nasa'i 3004
In-book reference : Book 24, Hadith 0
English translation : Vol. 3, Book 24, Hadith 3007

11 September 2016

Hari Arafah

Hari ini, 11 September, setahun yang lalu. Peristiwa jatuhnya crane di masjidil haram. Hujan cukup deras dan badai. Mekkah sempat banjir sebentar.

Hari ini, 9 Dzhulhijjah 1437 H.
9 Dzhulhijjah setahun lalu, 1436H di tanggal 23 September 2015, sebagian ada yang tanggal 22 September 2015.

Hari Arafah ini adalah hari yang sangat spesial, khususnya untuk umat muslim.
Pada hari Arafah saat Rasulullah melakukan haji wada', dipercaya sebagai turunnya ayat Al Qur'an  اليَومَ أَكمَلتُ لَكُم دينَكُم وَأَتمَمتُ عَلَيكُم نِعمَتي وَرَضيتُ لَكُمُ الإِسلامَ دينًا (QS Al Maidah : 3).

Berikut catatan dari seorang teman WA tentang makna kata dan hikmah dari Arafah dan Wukuf.

*Arafah*
berasal dari kata _'arafa_ yakni _'mengetahui'_ atau _'mengenal'._

Kata ini digunakan untuk menjelaskan 'pengetahuan' dan 'pengenalan' terhadap kebenaran yang mendorong munculnya keimanan pada diri seseorang. (QS. Al-Maaidah, 5:83).

Di ayat lain, kata _'arafa_ digunakan untuk menjelaskan pengetahuan terhadap tanda-tanda kebesaran Allah yang terhampar di muka bumi dan di jagat semesta ini. 

Orang yang mencapai tingkatan ini disebut _'arif._ Kata benda dari _'arafah_  ini adalah _ma'rifah (ma'rifat)_ yang bermakna pengetahuan yang mendalam tentang ilmu Allah yang tertulis dalam Al-Qur'an maupun yang terhampar di alam semesta. (QS. An-Naml, 27:93).

Lebih jauh, kata _'arafa_ mengalami berbgai bentukan kata yang berkonotasi positif pada proses spiritualitas seoang hamba Allah.
Diantaranya adalah _'urfaa, ma'ruufa,  dan ma'ruufah._

Kata _'urfaa_  dan _ma'ruuf_ memberikan konotasi tentang kebaikan dalam sikap, perilaku, kata-kata dan perbuatan yang membawa manfaat bagi orang lain. (QS. Al-Mursalat, 77:1; Al-Baqarah, 2:263;  An-Nisa', 4:114; Luqman, 31:15).

Sedangkan kata _ma'ruufah_ menjelaskan bahwa menjalankan agama ini haruslah disertai ketaatan yang sempurna. Bukan sekedar ikut-ikutan atau terpaksa.
Ketaatan seperti ini didapatkan dari kepahaman  tentang kebesaran Allah  _(ma'rifatullah)_ yang melahirkan ketaqwaan sejati. Buahnya adalah kemenangan hakiki. (QS. An-Nuur, 24:52-53).

* Wukuf di Arafah*
Tanggal 9 Dzulhijjah adalah puncak ritual ibadah haji di tanah suci.
Di padang inilah jamaah haji memulai ritualnya dengan cara berdiam diri melakukan perenungan dan bertafakur tentang substansi kehidupannya sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi. Perenungan yang memakan waktu sekitar 5-6 jam –Zhuhur sampai Maghrib – itu kita kenal sebagai ritual _Wuquf._

Ia berasal dari kata _waqafa_ yang bermakna 'berhenti'.  

_Wuquf_  mengajari umat Islam agar sejenak menghentikan aktifitasnya, berhenti dari kegiatan apapun agar bisa melakukan perenungan jati diri. 

Dengan perenungan ini, akan terjadi proses terbukanya hijab kegelapan atas semua dosa dan maksiat yang pernah kita lakukan.
Dan terbuka pula hijab-hijab yang lebih halus dalam jiwa kita. Hingga kita mampu menggapai derajat _ma'rifah (ma'rifatullah)_ di padang Arafah.

Rasulullah saw bersabda,  _*"Tidak ada haji tanpa wuquf."*_

Artinya, tidak ada haji tanpa perenungan di Arafah.
Tidak akan pernah ada pencapaian puncak keislaman sorang muslim, tanpa ma'rifatullah di Padang Pengetahuan.
Karena sesungguhnya, ini baru permulaan bagi perjalanan spiritual berikutnya seperti: lempar jumrah di Mina, thawaf di seputar Ka'bah dan diakhiri dengan Sa'i antara Shafa dan Marwah.

_Arafah_ adalah tonggak berubahnya sebuah keraguan dari ketidakpastian menjadi sebuah keyakinan yang kokoh berdasar pengetahuan yang mendalam, hingga siap berkorban demi untuk Allah, dalam bentuk  kebajikan buat sesama.

Jadi, Padang Arafah adalah tempat suci yang mengantarkan setiap jamaah haji untuk memulai dan memperbaharui KOMITMEN nya dalam mengarungi kehidupan spiritualnya.

Sebuah komitmen yang terbentuk dari lembah pengetahuan yang dalam; serta sumber-sumber ilmu yang jernih; dan sungai-sungai spiritual yang mengalir deras ke samudera ma'rifat; berharap untuk bisa bertemu dan dipeluk dalam rengkuhan kasih sayang Allah Sang Penguasa segala Pengetahuan, Dzat yang Maha Berilmu, Maha Bijaksana dan Maha Cinta... 

*******
Selamat berwuquf di Arafah, semoga mendapat anugerah Haji Mabrur.

Dan selamat berpuasa Arafah, saudaraku di tanah air, semoga Allah segera mengundang kalian untuk menjadi tamu-Nya di Baitullah yang suci....

08 September 2016

Madinah: Berkeliling Kota

Jadwal jalan-jalanku di Madinah seharusnya 2 kali.
Yang pertama bersama kloter di hari Rabu 2 September 2015.
Yang kedua bersama rombongan bimbingan haji, di hari Sabtu 5 September 2015.

Jadwal jalan-jalan bersama kloter aku tidak ikut, karena....... ketinggalan (ditinggal?!). Akibat kurang koordinasi dan kurang komunikasi.
Yang tidak ikut adalah para ibu-ibu kelompokku, karena memang terlambat datang ke tempat pertemuan (meeting point) dimana bis kami berada. Dan agak bingung juga dimana tempatnya. Jadi ya kami menunggu saja di hotel. Lihat-lihat toko di sekitar hotel. Sebagian teman ada yang belanja kain untuk membuat scarf/syal identitas kelompok.
Aku memilih duduk di lobi sambil internetan, ada free wifi. Kalau di kamar sering tidak bisa. Mumpung ada waktu luang juga, dan hotel sedang sepi karena banyak yang sedang tour.
Alhamdulillah.
Alhamdulillah 'alaa kulli hal 😊

Malamnya ada seorang teman dari teman satu kelompokku, yang sedang menetap di Madinah datang, menawarkan kami apabila mau jalan-jalan, dia bersedia menemani kami berkeliling dan mencarikan kendaraannya.
Semangat deh ibu-ibunya yang belum sempat jalan-jalan, membujuk bapak-bapak untuk mau jalan-jalan lagi.

Begitulah, esoknya kami berkeliling kota Madinah, "masjid to masjid tour" plus jabal Uhud. Dan ditutup dengan acara makan Bakso, khas Indonesia.
Masjid yang kami kunjungi antara lain:
Masjid Qiblatain, masjid Khandaq, masjid Quba (di samping masjid Quba ada museum loh). Lalu kami ke masjid Ijabah, ketika kami ke sana masjid lagi tutup. Kembali ke masjid Nabawi kami jalan dari masjid Ijabah, melewati masjid Bukhari, yang juga sedang tutup.

Jalan-jalan di hari Sabtu 5 September 2015.
Ke Jabal Magnet. Jadi ada jalanan tanjakan ke gunung (jabal), tapi bisnya seperti tertarik ke atas. Sopir bis membuktikan dengan mematikan mesin kendaraan, dan bis tetap melaju.
Pernah ada acara sains yang berasumsi bahwa peristiwa ini hanya tipuan mata. Sebenarnya jalanannya memang turunan. Wallahu a'lam.
Dari Jabal Magnet kami ke Kebun Kurma. Tepatnya ke toko kurma yang terletak di Kebun Kurma. Karena jamaah sibuk beli kurma, bukan lihat perkebunannya (selain karena panas, juga karena waktunya sempit. Sebagian besar ingin segera kembali, sayang bila melewatkan kesempatan sholat fardhu di masjid Nabawi).
Dari kebun kurma kami berencana ke percetakan Al Qur'an, tapi ternyata sedang tutup.
Perjalanan dilanjutkan ke masjid Qiblatain. Lalu kembali ke hotel.

Yang sangat ingin ku kunjungi adalah toko buku. Kabarnya Madinah ini kan semacam "kota pelajar"nya Arab. Tempat berkumpulnya para ulama. Tapi selama jalan-jalan aku tidak menemukan toko buku yang besar dan lengkap. Aku cari buku belajar bahasa Arab, Madinah Arabic Reader tidak nemu (dan nanti aku menemukannya di toko buku di Mekkah).

Di sekeliling masjid Nabawi malah sedang ada pameran tentang siroh Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم
Dan ada pameran Asmaul Husna.
Kedua pameran ini sempat ku kunjungi.
Selain itu ada juga pameran Al Qur'an, nah yang ini belum sempat ku kunjungi, sepertinya belum buka karena aku dan suami berkunjung terlalu pagi.
Rencana kami mau tunggu sampai buka, sambil jalan-jalan sekitar sana. Tapi dalam perjalanan kami bertemu seorang Bapak yang nyasar, berasal dari Bima NTB. Kami mengantarkan Bapak itu ke hotelnya.

PS:
Hari ini setahun lalu, aku dan kloterku sudah sampai di Mekkah. Siap2 mau thawaf Qudum.
Tapi ceritaku di Madinah belum tuntas.

Menuju Masjid Nabawi

Hotel Diyar Al-Salam. فندق ديار السلام

Nama penginapanku selama di Madinah. Sekitar 9 hari. Kelompokku selama haji, bersama kloter lain, terpisah dari kloter sendiri.
Begitulah, kloter 25 SOC selama di Madinah, tersebar di 2 hotel.
Pertama tiba di Madinah, kami ke hotel Diyar Majid Al-Salam. Setelah menunggu cukup lama (mungkin para petugas haji melakukan diskusi dulu), diputuskan bahwa kelompok kami yang beranggotakan 11 orang harus terpisah. Ketua kelompok tidak mau. Masalahnya adalah ada beberapa bekal yang kami bawa memang diperuntukkan untuk dipakai bersama sekelompok. Akhirnya diputuskan kami tetap bersama, walaupun sekamar melebihi batas kuota (setempat tidur untuk 2 orang).

Di hotel ini kelompok kami mendapatkan 2 kamar. 1 kamar berisi @3 tempat tidur, yang seharusnya untuk 3 orang, kami gunakan untuk 5 dan 6 orang.
Keuntungannya adalah kelompok kami menginap di hotel yang sama dengan petugas haji dan tim kesehatan.
Yang kasihan memang petugas haji kloter kami yang harus mondar-mandir. Dan petugas konsumsi kelompok kami yang harus ambil makan di hotel seberang, karena jatah catering diantar ke sana.

Jarak dari hotel ke Masjid Nabawi sekitar 600 meter. Kabarnya ini termasuk jarak yang jauh. Dan supaya adil, nanti di Mekkah kloter kami mendapat tempat yang dekat (dibandingkan penginapan kloter lain).
Awalnya terasa jauh, dan panas. Semakin lama di Madinah jaraknya terasa lebih dekat, dan (tetap) panas 😅
Alhamdulillah, kalau nyuci baju cepat kering. Bahkan disarankan kalau mau ke masjid di siang hari, gunakan penutup kepala yang dibasahi, bisa handuk atau lainnya. Selalu bawa penyemprot berisi air, lebih baik lagi air zamzam bisa sekalian untuk diminum.

Bagi beberapa teman ada yang berangkat ke masjid 3x sehari. Subuh-Dhuha, Dhuhur-Ashr, dan Maghrib-Isya.
Ada yang mau dari Subuh-Dhuhur, ke penginapan untuk makan siang, lalu kembali lagi ke masjid Ashr-Isya.

Aku lebih memilih untuk kembali ke penginapan setiap selesai sholat, kecuali Maghrib-Isya karena jarak waktunya singkat.
Alasannya supaya aku bisa istirahat cukup di penginapan.
Pernah suatu kali aku menunggu di dalam masjid, rebahan di masjid, eh ditegur Askar, diingatkan kalau di masjid itu untuk berdoa. Boleh tiduran di pelataran masjid, tapi kan panas ya?
Dan di Madinah ini aku masih penyesuaian, hampir setiap selesai sholat Maghrib sambil menunggu isya aku ngantuk.
Dapat ilmu baru, konon kalau tidur sambil posisi duduk tidak membatalkan wudhu ya?

Sepanjang jalan dari hotel ke masjid Nabawi dan sebaliknya, banyak penjual menggelar dagangannya.
Pun banyak orang berbagi, bersedekah, terutama berbagi kurma. Apalagi kalau hari Senin/Kamis, saat berbuka puasa sunnah.

*Bersambung lagi.... 😉  

06 September 2016

Taman Surga

Hadits Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم :

"‏ مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ ‏"‏‏

antara rumahku dan mimbarku adalah Raudhah (Taman) dari Taman-taman Surga.

Raudhah terletak di kompleks masjid Nabawi. Dari luar, rumah Nabi Muhammad saw ditandai dengan kubah berwarna hijau, mimbar ditandai dengan kubah putih.
Bila kita berada di dalam masjid, Raudhoh ini ditandai dengan karpet berwarna hijau, sementara karpet masjid berwarna merah.
Rumah Nabi, sekarang adalah tempat makam beliau saw dan 2 sahabat sekaligus Khulafaur Rasyidin, Abu Bakar As Shiddiq ra dan Umar bin Khattab ra.

Tidak ada tuntunan sholat khusus di Raudhah, boleh sholat apa saja (sholat dhuha misalnya). Dan banyak berdoa, salah satu tempat mustajab untuk berdoa.
Ucapkan salam kepada Nabi dan sahabat beliau.

Aku mencoba ke Raudhah 31 Agustus 2016 pagi setelah sholat subuh.
Untuk jamaah perempuan masuk ke Raudhah dari pintu no.25 dan untuk laki-laki dari pintu no.1
Seingatku ada waktu yang terpisah juga. Jamaah perempuan jam 8 pagi dan malam setelah sholat isya (?), Untuk jamaah laki-laki malah tengah malam jam 1 ya? *sudah agak lupa 😓
Percobaan pertama gagal, karena kurang persiapan, kurang sabar menunggu, tidak mengira kalau antri lama. Sementara kelompok kami terpisah, ada yang tidak ikut ke Raudhah. Dan kami harus kembali ke penginapan untuk makan siang.

Esoknya, 1 September 2016, kami mencoba lagi ke Raudhah. Kelompok lengkap (6 orang). Membawa makan. Dan kami berniat untuk tetap di masjid sampai waktu dhuhur.
Alhamdulillah, kami berhasil sampai ke Raudhah. Setelah mengantri dan memasuki jalur yang sangat padat. Berdesakan. Ada beberapa jamaah yang sholat di luar tempat yang disediakan, di jalur antrian. Dan ini cukup merepotkan dan membuat kurang nyaman.
Aku tidak sholat di Raudhah, melewati dan berdoa saja. Karena sudah sangat padat, terletak di dalam masjid, terasa pengap. Dan teringat nasehat ketua rombongan, bahwa kita berhaji yang utama adalah wukuf di Arafah. Sayang sekali kalau perjalanan ibadah haji menjadi tidak sah karena tidak bisa wukuf, karena sakit misalnya.

Ke Raudhah ini dilakukan sebelum aku ke Mekkah dan Armina. Lalu aku membayangkan akan seperti apa nanti ketika thawaf, sa'i, lempar jumroh, wukuf. Mesti padat banget. 2juta orang. Subhanallah. Semoga dimudahkan (ini doa yang sangat dianjurkan ketika aku ikut manasik haji).
Alhamdulillah. Cerita tentang haji menyusul ya. insya'Allah😉😊

03 September 2016

Masjid Nabawi

Pertama datang ke masjid Nabawi di waktu menjelang subuh. Sekitar jam 3 sudah berangkat ke masjid. Dengan niat melaksanakan sholat tahajud.
Kali pertama ini masih mendapat tempat di dalam masjid. Selanjutnya hanya beberapa kali (2 atau 3x) aku sholat di dalam masjid, selebihnya di pelataran masjid.

ARBAIN
Sebagian orang mempercayai bahwa melaksanakan sholat fardhu arbain (40x) di masjid Nabawi adalah sunnah, sehingga saat berkegiatan luar (jalan-jalan misalnya), diusahakan berangkat pagi dan sebelum dhuhur sudah tiba kembali di masjid Nabawi. Sehingga bisa melaksanakan arbain itu.
Memang para jama'ah haji diberi waktu sekitar 8-9 hari di Madinah.

Sebagian orang tidak berpendapat bahwa arbain adalah sunah.
Tapi tetap saja "mewajibkan" laki-laki untuk sholat fardhu berjamaah di masjid.
Dan selagi ada di Madinah, ada kesempatan yang sangat sayang untuk dilewatkan, sholat di masjid Nabawi.

Berdasarkan hadits shahih, bahwa sholat di masjid Nabawi mendapatkan balasan yang berlipat, 1000x dibandingkan sholat di masjid manapun, kecuali masjidil Haram di Mekkah.
Di Masjidil Haram Mekkah balasannya 100x sholat di masjid Nabawi, sama dengan 100.000x sholat di masjid manapun.
(FYI: penduduk Madinah menyebut masjid Nabawi itu Al Haram juga loh, masjid Al Haram Madinah. Makanya ada istilah Haramain itu ya?)

Lalu pertanyaan berikutnya adalah
Apakah sholat di pelataran masjid bukan di dalam masjid mendapatkan balasan yang sama?
Allahu 'alam, hanya Allah yang tau 😊

Berbuat semampu kita saja, berikan yang terbaik yang kita bisa. Dan yakin Allah Maha Mengetahui segala niat dan usaha kita.

Hikmah dari sholat di pelataran masjid adalah
1. Akses yang mudah kalau ingin ke toilet.
2. Ketika sore hari banyak ibu-ibu membawa anak-anak mereka ke masjid, lalu mengajarkan (dan memberi contoh) berbagi. Mulai berbagi permen, snack, minuman, kurma, sampai berbagi aksesoris.
Dan terutama berbagi cerita 😊😉.

Kalau di dalam masjid ada pemeriksaan oleh azkar (penjaga), tidak boleh bawa makanan, tidak boleh tidur. Dan kalau sudah keluar masjid, agak susah mau masuk lagi karena penuh.

ASKAR
Jadi pengen cerita tentang azkar.
Di bagian perempuan, askarnya juga perempuan, Saudi tentu, dan berpakaian hitam-hitam bercadar/niqab.
Askar bisa berbagai bahasa, khususnya kata perintah: "Jalan!",  "Cepat!", "Terus!"
Banyak juga dari para jama'ah yang ngeyel tetap membuat shaf sholat di jalan untuk orang berlalu lalang, sehingga membuat kemacetan dan membuat shaf kurang rapi.
Askar sering mengingatkan tentang kerapian shaf, lurus dan rapat.
Terimakasih 👍👍

TOILET
Toilet masjid Nabawi berada di bawah permukaan tanah/lantai masjid. 2 lantai ke bawah. Tersedia eskalator. Dan cukup bersih. Banyak dari petugas kebersihan masjid yang ternyata orang Indonesia loh.

ATAP MASJID
Atap masjid Nabawi termasuk unik, selain ada yang berbentuk payung yang bisa terbuka (saat dhuha sampai maghrib) dan tertutup, ada juga atap yang bisa terbuka dengan cara digeser, seperti pintu geser itu.
Ada eskalator juga ke lantai atas, tapi gak tau ada apa di atas, karena aku belum sempat ke lantai atas.

RAUDHAH
Tentang ini aku mau buat cerita khusus, judul sendiri.

Juga tentang makanan di Madinah,
Penginapan, Pameran di sekitar masjid Nabawi, Jalan-jalan seputar kota Madinah, Jetlag, Berbelanja, dsb.

01 September 2016

MADINAH

Kloter 25 SOC berada di Madinah sejak 30 Agustus 2015 pagi, sampai 8 September 2015 pagi.
Dan sebagaimana postinganku sebelum ini, bahwa terjadi sedikit masalah tentang penginapan dan koper, sehingga kloter/ rombongan kami baru bisa beristirahat di hotel sore hari.
Sebagian mulai bisa ke masjid Nabawi saat sholat maghrib dan isya.
Aku memulai ke masjid Nabawi keesokan hari, 31 Agustus 2015 saat sholat subuh.
Jarak dari hotel (Diyar Al-Salam) ke masjid Nabawi sekitar 600 meter. Masuk masjid Nabawi melalui pintu nomer 7.
Saat itu sedang musim panas, suhu bisa mencapai di atas 40'C.

-bersambung- 😊

30 August 2016

30 Agustus 2015

Saatnya berangkat ke Madinah.
Kabarnya haji tahun 2015 adalah yang pertama kali penerbangan langsung ke Madinah. Sebelumnya ke Jeddah, lanjut lewat darat (bis) ke Madinah. Jadi untuk tahun 2015 lebih efisien👍

BOARDING
Dari asrama haji sekitar jam 10an malam, diantar ke bandara langsung ke bawah tangga pesawat. Kloter 25 SOC berangkat dengan pesawat Garuda Indonesia Airbus 300.
Take off tepat waktu jam 00.30, waktu tempuh sekitar 10 jam (+1jam transit di bandara Minangkabau, Sumatera Barat).
Sampai di bandara Madinah sekitar jam 8 pagi waktu Arab Saudi.

TIBA DI MADINAH
Setiba di Madinah kami harus menunjukkan kelengkapan administrasi, surat keterangan sehat, passport, visa (visa ditempel di passport).
Setelah itu kami menunggu petugas haji yang mengurus masalah transportasi dan akomodasi.
Passport diberikan ke petugas haji untuk disimpan sampai saat kepulangan kembali ke tanah air. Sebagai gantinya kami diberikan kartu dan gelang sebagai identitas selama berada di Arab Saudi.
Saat bis menuju hotel tempat kami akan tinggal selama di Madinah, sempat terjadi kemacetan karena antri menurunkan koper2 para jama'ah haji.
Terjadi insiden pembagian hotel yang cukup membingungkan kloter kami, karena kloter kami harus menempati 2 hotel yang jarak antar keduanya cukup jauh. Dan akibatnya juga berdampak pada prosedur pembagian jatah makan dan keberadaan koper2 kami yang tertukar.
Sore hari sekitar jam 5, barulah kelompok kami dapat beristirahat di kamar hotel. Waktu sholat Dhuhur dan Ashr belum bisa ke masjid Nabawi karena masih menunggu kejelasan hotel dan keberadaan koper.
Tapi kebingungan hanya sementara saja, dengan koordinasi para petugas haji dan relawan. Koper-koper dapat segera kembali pada pemiliknya. Alhamdulillah😉

29 August 2016

29 Agustus 2015

Hari ini setahun lalu.
Persiapan keberangkatan haji, kloter 25 SOC.
Diawali dini hari pamitan di masjid Al Huda, Godean.
Lalu menuju masjid kabupaten Sleman, pelepasan oleh kemenag Sleman.
Berangkat ke asrama haji Donohudan.
Di Donohudan dilakukan cek kesehatan, cek kelengkapan administrasi (passport, visa, dan tiket), pembagian uang saku sebesar 1500 riyal.

*mencoba menulis secara kronologis, sambil mengingat kembali perjalanan haji tahun lalu.

23 June 2016

Aksi Ramadanku

"Aksi Ramadanku" adalah kegiatan semacam pesantren Ramadan untuk anak usia SD, diselenggarakan oleh MI IbnuUmar Balikpapan, 13-17 Juni lalu. Kali ini aku diajak berpartisipasi sebagai fasilitator.
Alhamdulillah😄

1. Aku diberi kesempatan 2x story telling ke anak-anak,

I. Perang Badar.
Perang yang terjadi di tahun ke-2 Hijriah, bersamaan dengan pertama kalinya puasa penuh di bulan Ramadan (tahun di turunkannya perintah puasa Ramadan).
Antara kaum Muslim (yang berjumlah sekitar 300 orang) dan kaum musyrikin Quraisy (yang berjumlah sekitar 1000 orang).
Alhamdulillah dimenangkan oleh kaum Muslim pada 17 Ramadan 2H.
Alkisah pada perang Badar ini kaum Muslim dibantu oleh sekitar 3000 malaikat.

Sebelumnya aku hanya tahu sedikit tentang peristiwa perang. Perang yang populer diceritakan antara lain Perang Badar, Perang Khandaq (strategi menggali parit), Perang Uhud. Perang Uhud kaum Muslim terpecah, dan kalah.

Begitulah, cara terbaik belajar adalah dengan
mengajar. Jadi semakin banyak pengetahuan.
عَلِمَ - يَعْلَمُ - عِلْمًا
عَلَّمَ - يُعَلَّمُ - تَعْلِيْمًا
(lazim - muta'ad)
(Mengetahui - Mengajarkan/membuat orang lain jadi tahu).

II. Kisah Nabi Adam.
Yang menarik tentang nabi Adam turun ke bumi, bukan hukuman, karena Allah telah menerima taubat nabi Adam.
Tentang iblis yang sombong, dan ternyata mendapatkan ijin untuk menggoda anak cucu Adam (manusia).
Tentang Qabil dan Habil, ternyata keduanya memberikan yang terbaik (versi buku 101 Qur'an Stories & Du'a). Ketika Allah menerima pemberian Habil, ternyata Qabil marah dan iri. Marah dan iri menyebabkan manusia membunuh saudaranya sendiri (sesama manusia).

Teringat tentang surat Al Mulk ayat 2, bahwa Allah lah yang menciptakan mati dan hidup, untuk ujian bagi kita, manusia, siapakah yang lebih baik amalannya.
Teringat lagi fitnah2 yang menyebabkan sesama manusia, bahkan sesama muslim, saling bunuh.
Begitulah, bukan apa yang menimpa kita (kebaikan ataupun -yang kita kira- keburukan), tapi sikap kita terhadap sesuatu yang menimpa kita.
Pilih
1). sabar dan memaafkan (bila didhzolimi),
2). minta maaf dan bertaubat (bila berbuat dhzolim), atau
3). marah dan dendam? (not recommended).
Allah beserta orang yang sabar, orang yang bertakwa, orang mu'min, orang shodiq (benar).

2. Tentang masak-masak takjil yang akan diberikan pada orang lain untuk mereka berbuka.

Aku memberi pengantar/pijakan, "teman-teman, kali ini kita akan membuat takjil yang akan kita berikan pada orang sekitar, yang lewat di depan sekolah. Yang memberikan nanti kakak-kakak kelompok B"
Anak-anak, "jadi kita gak bawa pulang makanannya?"
Aku, " tidak, kita akan berikan pada orang yang berbuka, kan apabila kita memberikan makanan untuk orang berbuka puasa, kita akan mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa"
Anak-anak tampak kecewa. Lalu aku memberi pertanyaan untuk menguatkan, "teman-teman mau pahala atau es Jelly?"
Hampir semua menjawab, "es Jelly....."
Ada 1 anak yang mau mendapatkan pahala, lalu menjelaskan ke teman-temannya, nanti di surga kita bisa makan es Jelly sepuasnya.
Eh ada yang nyeletuk, "tapi harus mati dulu dong! (untuk bisa menikmati es Jelly)"
Baiklah, solusinya adalah berbagi, sebagian dibawa pulang, sebagian untuk diberikan. Lalu aku mengingatkan cerita Qabil & Habil, berikan yang terbaik untuk orang lain.

Pelajaran untukku, teringat khotbah tarawih di awal Ramadan, bahwa orang sekarang tidak tertarik dengan surga.
Dan tentang tahap perkembangan anak juga, dari kongkrit ke abstrak.
Semoga tidak terjadi ke-mandeg-an tahap perkembangan, sehingga orang-orang sulit berpikir abstrak, sulit memahami yang ghaib.

3. Kemampuan menghafal Al-Quran anak-anak jauh melebihi kemampuanku.

Di saat aku mencoba menghafal surat Al Mulk 1 ayat per hari, itu pun tersendat-sendat😁, apa yang dilakukan anak-anak? Mereka mampu menghafal surat Ar Rahman, yang terbanyak bisa hafal 40 ayat hanya dalam waktu 4 hari. Masya'Allah, laa quwwata illa billah 😍👍👍👍😘

Keterangan gambar:
Hasil karya teman-teman kelompok A banin (kelas 1-3 SD, laki-laki), membuat kartu ucapan Ramadan/ Idul Fitri.

30 March 2016

Mobark Al Khalil

Hotel Mobark Al Khalil
Terletak di Jalan Ibrahim Al Khalil
Distrik Misfalah, kota Mekkah

Misfalah 909
Di sinilah "rumah"ku, jama'ah haji tahun 2015 kloter 25 SOC, bersama beberapa kloter lainnya (dari pekalongan, surabaya, makassar/ambon, Jakarta), selama sekitar 1 bulan di Mekkah.

Tahukah kamu?
Kloter itu adalah kelompok terbang.
1 Kloter berada dalam 1 pesawat yang sama.
1 Kloter terdiri dari beberapa rombongan (di kloter 25 SOC seingatku ada 8 Rombongan)
1 Rombongan terdiri dari 4 kelompok/regu
1 Kelompok/Regu terdiri dari 10-11 orang jama'ah haji.
Masih ditambah petugas haji sekitar 6 orang.
Jadi jumlah jama'ah haji tiap kloter bisa berbeda tergantung ukuran pesawat.
SOC adalah kode kota Solo, embarkasi jama'ah haji dari kota di Jawa Tengah dan DIY.

Hotel ini dapat menampung sekitar 1500 orang, khusus jama'ah dari Indonesia.

Ketika aku sampai di hotel ini hari sudah malam, langit sudah gelap, tapi suasananya cukup terang, banyak lampu.
Terletak di jalan utama menuju masjid Al-Haram.
Berjarak sekitar 1,5 km

Ketika memasuki hotel, terlihat bangunannya masih baru, bersih. Masih tercium bau cat.
Kloterku mendapat tempat di lantai 8 dan 9.
Karena 1 kamar berisi 3-5 orang, maka kelompokku dibagi menjadi 3 kamar.
1 kamar berisi 5 orang untuk bapak-bapak yang memang berjumlah 5 orang.
Nah kami ibu-ibu yang terdiri dari 6 orang tidak kebagian kamar yang berisi 3 orang, yang tersisa kamar untuk 4 orang.
Jadi 2 dari kami harus bergabung dengan kelompok lainnya.
Yaa begitulah pembagiannya. Cukup merepotkan juga, apalagi bila pembagian ini ternyata berdampak pada pembagian "perbekalan" kelompok.

Aku mendapatkan kamar 921, dekat lift, tepat di depan orang-orang menunggu/antri lift.
Ada 6 lift yang beroperasi di hotel ini.
Kunci pintu kamar hotel berbentuk kartu. 1 kamar 1 kunci. Kalau mau keluar hotel sebaiknya dititipkan di Resepsionis.
Pernah ada kejadian, kunci kamarku tertinggal di dalam kamar. Jadi minta tolong resepsionis deh, pinjam kartu petugas hotel. Ternyata petugas hotelnya orang Indonesia loh, orang Banjar, tapi sudah lama di Mekkah dan jarang pulang ke Indonesia.
Pernah ada kejadian lift anjlok, cukup mengejutkan dan membuat kapok naik lift "ini", pilih lift lain aja :D
Pernah juga kejadian mati lampu semalaman di hotel, tidur dengan jendela terbuka. Naik turun pakai tangga darurat. Sehat!. Alhamdulillah :)

Dari kamarku 921 ini, pemandangannya bagus banget, masya'Allah. Alhamdulillah. Langsung terlihat Clock Tower. Jadi tidak masalah di kamar tidak ada jam dinding, tinggal nengok aja keluar jendela :)
Oia, selain jam dinding, di hotel ini juga belum ada WiFi. Alatnya sudah ada, sudah terdeteksi juga di ponsel tapi belum berfungsi. Jadi kalau mau internetan "ngungsi" ke hotel tetangga he..he..
Alhamdulillah jadi fokus kan ibadahnya.

Di beberapa hotel konon tersedia dapur umum & laundry.
Di sini tidak ada dapur, bahkan ada larangan memasak (menggunakan api). Kalau pakai rice cooker masih boleh.
Di Mekkah kami dapat makan/katering dari petugas haji, sehari 1x di siang hari.
Untuk keperluan mencuci baju, ada 2 mesin cuci di lantai 9 yang boleh kami pakai bersama, bergantian (dari hotel atau petugas haji Indonesia ya?).
Menjemur baju disediakan tempat di lantai S (tepatnya lantai berapa ya?).
Ruangan sholat disediakan di lantai P.
Terkadang bila sudah masuk waktu sholat, kami harus mengantri untuk bisa turun ke P. Sering juga berjama'ah dengan teman sesama "pengantri" di depan lift lantai 9. Pernah juga pakai tangga darurat ke P.
Seingatku ada P1, P2 juga, terus lantai R. Lupa!, gak difoto tombol di lift.

Ketika kami masih di Mekkah, ada berita tentang hotel yang kebakaran, diduga karena memasang pemanas air (teko listrik), lalu ditinggal pergi. Ketika air habis menguap, terbakarlah tekonya.
Tapi ini di hotel lain. Pelajaran buat kita semua. Hati-hati.

Dari hotel ini kalau mau ke masjid Al-Haram bisa jalan kaki sekitar 1,5 km.
Atau bisa menggunakan bis, harus jalan sedikit sekitar 100m, menunggu bis di depan hotel tetangga, Misfalah 911, tepat di seberang SD (madrasah ibtidaiyah). Melewati taman bermain :)
Kalau berjalan kaki, melewati banyak hotel dan pertokoan.
Ada toko roti yang enak banget, seperti croissant, fresh from the oven (kalau pagi). Makannya ditemani Teh Susu. Mmmmm yummy! :)
*ketagihan teh susu*

Alhamdulillah, senang di sini.
Belum pernah mencoba hotel lain.
Tiap orang punya cerita masing-masing.
Yang juga berkesan buatku adalah nama jalannya, Ibrahim Al Khalil, karena haji itu adalah napak tilas, mengikuti jejak perjalanan nabi Ibrahim, Al Khalil.
Mobark Al Khalil.
Al Khalil (الخليل), sahabat terbaik.

14 March 2016

14 Maret

Google Doodle hari ini gambarnya beberapa kue, cupcakes.
Penasaran kenapa, ku klik gambarnya, 14 Maret kan Einstein's Birthday.
Eh ternyata.....
Surprise!
Happy Birthday Mirsa!

Loh kok bisa?
Kalau diklik lagi masuk ke G+, profilku.
Berarti gambar ini cuma muncul di ponselku ya?
Privately, personally?
*masih kepo nih.
Lalu ku foto dan ku posting di sini.

Terima kasih.

Thawaf Wada'

Thawaf Wada' , thawaf perpisahan, merupakan ibadah terakhir di Masjid AlHaram Mekah. Setelah ini tidak ada kegiatan ibadah lagi di sini. Maka dilaksanakan menjelang kepulangan ke tanah air, Indonesia.

Jadwal kepulangan kloterku, 25 SOC, adalah hari Rabu 7 Oktober 2015 jam 8 pagi WAS dari bandara Jeddah.
Awalnya kami akan melaksanakan thawaf wada' setelah sholat isya' di hari selasa 6 Oktober 2015, tapi setelah melalui berbagai pertimbangan, termasuk cek kesehatan, akhirnya diputuskan kami melaksanakan thawaf wada' setelah subuh.
Iya, sebelum pulang ada cek kesehatan lagi, diukur suhu tubuh juga. Kalau terindikasi sakit / demam bisa ditunda kepulangannya, ikut kloter berikutnya.

Rombongan kami berangkat dari hotel sekitar jam 3, menjelang subuh. Naik bis, tidak berbarengan, tapi janjian di dekat Toilet 2.
Ketika kami masih menunggu ketua rombongan, beberapa teman ada yang akan masuk masjid duluan (termasuk ketua kelompokku. Hayooo, mau ikut ketua kelompok atau ketua rombongan?)
Tapi sejak awal aku dan suami berniat kali ini ikut bersama rombongan, ibadah terakhir di masjidil haram (hari sebelumnya kami sering berkelompok kecil saja. Sebenarnya memang lebih efisien sih). Kali ini kami akan mengikuti ketua rombongan, dimanapun thawafnya.

Bersama-sama kami masuk ke masjid, naik tangga jalan menuju lantai 2. Di dalam masjid jama'ah laki-laki dan wanita terpisah saf sholatnya, ada ruang khusus wanita.
Ketika akan memasuki ruang khusus wanita, ada yang membagikan roti dan minuman hangat. Alhamdulillah. Syukran, jazakunnallahu khayran.
Masih ada waktu untuk sholat tahajjud.
Kemudian sholat subuh.
Selesai sholat subuh, kami berkumpul lagi, kemudian berjalan bersama untuk thawaf.

Awalnya ku pikir kami akan thawaf di ring 2, tapi ternyata kami turun ke lantai dasar. Thawaf di lantai dasar. Alhamdulillah tidak sepadat yang kami bayangkan sebelumnya. Kepadatan (macet) saat thawaf biasanya terjadi di dekat/segaris dengan hajar aswad, tempat memulainya thawaf. Konon ada beberapa orang yang hanya ingin mencium hajar aswad saja tapi tidak thawaf. Padahal ini tidak ada tuntunannya, malah merepotkan diri sendiri dan buat orang lain tidak nyaman.

Tips untuk bisa mencapai hajar aswad: ikuti arus thawaf, berkeliling, sambil perlahan-lahan bergeser mendekat. Begitupun sebaliknya ketika akan keluar, ketika selesai thawaf, perlahan-lahan bergerak keluar mengikuti putaran.
*aku belum pernah mencium hajar aswad ya, bahkan melihat pun tidak karena tertutup padatnya orang, cuma sekedar memberi tips aja :)
Seringnya berpapasan sama orang yang maksa berjalan memotong arus.

Selesai thawaf kami sholat di belakang maqam Ibrahim dan minum air zamzam.
Selesai deh thawaf wada'. Alhamdulillah. Rabbana taqobbal minna.
Pada thawaf wada' ini tidak perlu sa'i.

Aku dan suami berpisah dengan rombongan. Jalan-jalan sendiri (eh berdua) berkeliling masjid, foto-foto, mengambil beberapa buku doa berbagai bahasa yang memang disediakan dan dipersilahkan untuk diambil.
Lalu kami jalan-jalan ke pertokoan di seberang masjid, mencari souvenir (nanti ada ceritanya sendiri ya).

Cerita di Madinah dan Rihlah ke Jeddah.
Juga tentang Haji di Arafah, Muzdalifah, Mina segera menyusul. Insya'Allah :)

12 March 2016

Sholat Gerhana Matahari

Karena peristiwa yang terjadi dalam siklus 350 tahun-an layak diceritakan.

Karena peristiwa pertama dalam hidup juga layak diceritakan.

Karena setiap orang unik dan memiliki cerita yang unik, bahkan untuk suatu peristiwa yang sama.

Karena itulah aku mau menuliskan cerita tentang Gerhana Matahari Total yang pada 9 Maret 2016 melewati kota Balikpapan. Tempatku berada saat GMT ini terjadi.

Kabarnya GMT kali ini hanya melewati daratan Indonesia.
Kabarnya lagi akan melewati titik yang sama (Balikpapan dan beberapa kota lain di Indonesia) setiap sekitar 350 tahun.
Silahkan baca berita dan fakta tentang GMT.

Waktu aku kecil dulu pernah terjadi Gerhana Matahari di Indonesia (tahun 1983) saat itu aku ada Jakarta, tepatnya di daerah pondok labu. Entah itu gerhana matahari total atau bukan. Yang ku ingat memang ada siaran langsungnya juga di TV. Aku ingat om-ku melihat matahari melalui ember berisi air.

Sekarang setelah besar, aku tahu kalau pada saat gerhana, (matahari & bulan, total ataupun sebagian) umat muslim sangat dianjurkan untuk melaksanakan sholat.
Sholatnya istimewa, (silahkan baca tentang fiqih sholat gerhana).
Aturannya se-pengetahuanku:
1.Tidak didahului adzan&iqomah, langsung mengajak sholat berjama'ah (al-sholatul-jami'ah).
2. Takbir - berdiri membaca al fatihah & surah pajang - ruku' - berdiri lagi lalu membaca al fatihah & surah panjang lagi - ruku' lagi (biasanya kan langsung sujud) - berdiri/itidal - sujud - duduk - sujud (selesai 1 raka'at). Dilakukan 2 raka'at.
3. Pada saat berdiri membaca surah setelah al fatihah itu adalah surah panjang, ketika ruku' juga dipanjangkan bacaan do'anya.
Membaca surah panjang ini diharapkan sholat dilaksanakan sepanjang gerhana terjadi.

Ini sholat gerhana pertamaku. Padahal sering ya ada gerhana bulan, tapi aku belum pernah ikut sholat gerhana.
Dari awal aku memang berniat mau ikut sholat gerhana. Walaupun banyak orang luar kota bahkan luar negeri yang sengaja datang ke kota Balikpapan untuk menyaksikan langsung peristiwa GMT ini.
Dalam benakku, toh peristiwa GMT ini bisa dilihat ulang, banyak petugas (misal BMKG) dan peneliti yang merekam dan memotret. Sedangkan sholat kan gak mungkin dilakukan di luar waktu gerhana, sudah bukan sholat gerhana lagi namanya :)

GMT di Balikpapan kali ini terjadi selama sekitar 1 menit 9 detik. Tapi bila dihitung dari waktu mulai gerhana, sekitar jam 7.25 wita sampai selesai gerhana sekitar jam 9.53 wita, mencapai hampir 2,5jam.
Dan akupun mempersiapkan diri untuk sholat selama 2,5jam
(FYI: biasanya sholat Taraweh/ Tahajjud + witr yang 11 raka'at itu dilaksanakan sekitar 1 jam)
Kalau dalam dunia lari, ini adalah marathon :)
Waktunya mendekati thawaf + sa'i.
Tanpa berpindah tempat.

Dari rumah aku berangkat sekitar jam 7 pagi (iya lah pagi kan gerhana matahari he..he..).
Ternyata jalanan macet, saking banyaknya orang pada keluar mau menyaksikan GMT.
Alhamdulillah sampai di masjid belum mulai sholatnya (konon kalau terlambat gak ikut membaca al fatihah, sholatnya gak sah? Benarkah?). Masjid sudah padat jama'ah, aku gak kebagian tempat di dalam, jadi aku sholatnya di luar, di halaman masjid.
Alhamdulillah, qadarullah, malah bisa merasakan, melihat cahaya matahari yang meredup karena tertutup bulan lalu terang lagi. (kan mataharinya masih di timur, sholatnya menghadap kiblat ke barat agak utara).
Diingatkan ketika mengikuti kajian tentang sholat gerhana sebelumnya, bagaimana bila matahari tertutup bulan lalu matahari tidak terbit lagi? Bagaimana bila matahari terbit di barat?
Maka di saat seperti ini perbanyak berdoa, berdzikir, sedekah, dan kebaikan lainnya.

Pada sholat gerhana yang ku ikuti ini, setelah Al fatihah, imam membaca surah Al Baqarah, belum sampai ayat terakhir, kemudian ruku', berdiri membaca Al fatihah lalu melanjutkan Al Baqarah, belum sampai ayat terakhir lalu ruku' lagi, berdiri 'itidal, sujud, duduk, sujud (pada saat sujud ini sepertinya pas puncaknya GMT).
Lalu berdiri lagi. Selanjutnya sama seperti raka'at pertama.
Surah Al Baqarahnya tidak sampai ayat terakhir dibacanya ketika sholat.
Selesai sholat sekitar jam 9an (berarti hanya sekitar 1,5 jam), lalu dilanjutkan khutbah singkat sekitar 15 menit.
Surah Al Baqarah itu terdiri dari 2 juz lebih. Kalau 1 juz dibaca 1 jam, maka bisa pas sepanjang gerhana terjadi.
Tapi mungkin pertimbangannya adalah ketahanan fisik (baik imam maupun makmumnya ya). Lumayan lah berdiri selama 1,5 jam. Dan ku kira aku sudah berdiri selama 2,5 jam loh :)
Subhanallah, konon ketika Rasulullah sholat gerhana bacaan surahnya Al Baqarah dan Ali Imran.

Selesai sholat gerhana dan khutbah masih dalam kondisi gerhana sebagian.
Aku dan suami menyempatkan ke pantai Kilang, di seberang masjid Istiqomah, salah satu lokasi pengamatan Gerhana Matahari. Sekalian menemui teman yang bekerja di BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), yang ditugaskan memantau GMT di Balikpapan.

Jadi saat GMT ini aku tidak memotret ya, tapi kalian kan bisa lihat banyak foto-fotonya bertebaran di dunia maya. Atau masuk ke web-nya BMKG :D

08 March 2016

Gerhana

Hikmah dari kehebohan peristiwa gerhana matahari total tahun 2016 ini, yang kabarnya hanya terjadi di wilayah daratan Indonesia termasuk Balikpapan, adalah ....
Aku jadi tahu kalau mufrodat (kosakata) bahasa Arab untuk Gerhana dibedakan antara matahari dan bulan.
Gerhana matahari: كسوف الشمس
Gerhana bulan: خسوف القمر

Sebelumnya aku mengetahui kalau di dalam Al Qur'an dibedakan juga kosakata Cahaya.
Matahari bersinar (ضياء & سراجا)
Bulan bercahaya (نورا).

Secara sains memang matahari dan bintang lainnya memiliki cahayanya sendiri, sedangkan bulan memantulkan cahaya matahari.

Kalau dari kamus (aplikasi kamus Arab-Indonesia di Android oleh Ristek Muslim),
kata كسوف akar katanya ك س ف terjemahannya: menutupi.
Sedangkan خ س ف terjemahannya: menjatuhkan/menggagalkan.

Silahkan dicari hikmahnya :)

Aku mengambil hikmah dari pergerakan dan posisi matahari, bulan, dan bumi saat terjadinya gerhana.

Bahwa bulan yang bercahaya di malam hari dapat menjadi penerang dalam kegelapan malam.
Matahari pun menjadi penerang di siang hari menyingkirkan kegelapan.
Tapi di saat gerhana matahari (total),
semua cahaya itu hilang.
Sang pemantul cahaya kini menjadi penghalang cahaya.
Yang ada hanya gelap.
Tapi jangan takut gelap.
Masih ada (dan selalu ada) cahaya di atas cahaya.
Dan jangan pula takut pada cahaya yang membutakan, lalu kita memakai kacamata/filter.
Tak perlu pakai kacamata/filter untuk melihat cahaya yang ini, cukup pakai hati, matahati :)

Semoga kita mendapatkan cahaya-Nya.

Referensi dari Al Qur'an

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا ..... (10:5)
وَجَعَلَ الْقَمَرَ فِيهِنَّ نُورًا وَجَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا (71:16)

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ (41:37)

اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ ۖ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (24:35)

06 March 2016

Thawaf Ifadhoh, Sa'i & Gerhana Bulan

Thawaf ifadhoh merupakan bagian dari ibadah haji (rukun haji), tapi berbeda dengan thawaf qudum yang ketika itu kita dalam berpakaian ihram, thawaf ifadhoh sudah tidak wajib lagi berihram, sudah Tahalul awal, cukur/potong rambut setelah melempar jamarat di Mina (10 Dzulhijjah).

Setelah puncak ibadah haji, wukuf di Arafah, pada tanggal 9 Dzulhijjah, jama'ah haji bergerak ke Muzdalifah, dan bermalam di sana (idealnya sampai sholat subuh), setelah itu di pagi hari 10 Dzulhijjah ke Mina, melempar jumroh aqobah, lalu memotong hewan qurban, tahalul. Kemudian lanjut ke Mekkah untuk Thawaf ifadhoh & Sa'i dan kembali ke Mina sebelum maghrib (bermalam di Mina).
Tapi itu idealnya (cara Nabi Muhammad, SAW). Ada keringanan thawaf ifadhoh boleh dilakukan setelah selesai semua kegiatan di Mina (bermalam 3 hari di Mina = nafar tsani, untuk melempar jamaraat 'ula, wustho, aqobah. 11, 12, 13 Dzulhijjah).
Silahkan cari informasi yang lebih akurat, ikut manasik, atau tanya ustadz :)

Rombongan kami termasuk yang mengikuti nafar tsani, berada di Mina sampai tanggal 13 Dzulhijjah 1436 H (27 September 2015).
Pagi hari setelah melempar jamaraat, kami naik bis kembali ke hotel di Mekkah.
Rombongan kami berencana akan melakukan thawaf ifadhoh di hari Selasa. Hari Senin akan digunakan untuk istirahat. Tapi untuk yang khawatir akan haid di hari Selasa dipersilahkan untuk thawaf di hari Senin, sendiri (eh ber-2 atau 3 lah, ajak teman).
Aku termasuk yang melakukan thawaf duluan, ditemani suami dong! (dan teman-temanku "sekamar-seketiduran" yang setia. 1 kamarku berisi 5 orang wanita, yang ikut thawaf 4 orang + suami dan 1 orang teman sekamarnya. Jadi semuanya 4 wanita & 2 laki-laki).

Rencana awal aku akan thawaf jam 10 malam berbarengan dengan rombongan dari kloter lain tapi masih 1 hotel. Dari pengalaman thawaf qudum & sa'i, membutuhkan waktu sekitar 2-2,5jam.
Saat itu bis yang biasanya mengantar jama'ah haji sedang libur beroperasi. Jadi tidak ada pilihan, harus jalan kaki ke masjidil haram.
Setelah dipikir-pikir lagi, suamiku mengusulkan thawaf jam 2 dini hari, selesai thawaf bisa langsung ikut sholat subuh berjama'ah.
Oke. Baiklah.

Selasa, 28 September 2015

Kami berangkat dari hotel jam 2 dini hari. Sampai di masjid sekitar jam 2.30. Sudah padat (atau: masih padat? selalu padat?, khususnya di musim haji).
Kami masuk ke masjid dari pintu King/Malik Fahd (King-bahasa Inggris, Malik-bahasa Arab). Sempat berjalan keliling di lantai 1 sambil cari ruang untuk thawaf (rencananya mau mencoba thawaf di ring 1). Semua pintu masuk thawaf di Ring 1 tutup, untuk turun ke bawah ke lantai dasar juga tutup. Alhamdulillah setelah berjalan beberapa langkah, kami melihat ada pintu ke lantai dasar yang terbuka, kami pun langsung turun ke lantai dasar. Kami thawaf di lantai dasar. Karena kami ber-6 (rombongan kecil), maka thawaf menjadi lebih mudah (atau karena aku sudah punya pengalaman thawaf sebelumnya?). Thawaf kali ini lebih khusyu', lebih fokus, tidak terlalu memikirkan rombongan. Bisa mendekat & melihat maqam Ibrahim.
Tapi toh kami harus "kehilangan" 2 teman ketika selesai thawaf. Kami melanjutkan Sholat di belakang Maqam Ibrahim, minum air zamzam, ber-4. Kemudian  mencoba kontak 2 teman yang "hilang" supaya bisa sa'i bareng. Alhamdulillah kami bertemu saat sa'i.

Ada yang spesial saat sa'i kali ini.
Kira-kira saat memasuki lintasan ke 4 atau 5 (saat itu sekitar jam 4an, belum masuk waktu subuh), ada panggilan sholat (assholatu jami'ah). Kalau di masjidil haram memang adzan untuk sholat subuh 2x, kira-kira 1jam sebelum waktu subuh dan ketika masuk waktu subuh.
Tapi kan kalau mau sholat subuh ada iqomah dulu. Dan ini gak ada. Sholat apa ini? Kami pun bingung.
Mau ikut sholat atau melanjutkan sa'i? Kami memutuskan untuk melanjutkan sa'i dan akan sholat subuh selesai sa'i.
Setelah beberapa saat sholat dilaksanakan, kami memperhatikan bahwa jama'ah melakukan 2 kali ruku' dalam tiap raka'at.
Ooohhhh...... ternyata itu sholat gerhana bulan.
Dan setelah pulang ke Indonesia, selesai keseluruhan proses ibadah haji, baru deh cari info tentang gerhana bulan itu.
Subhanallah, ternyata itu adalah gerhana bulan saat "supermoon/blood moon", saat bulan dalam posisi terdekat dengan bumi.

Catatan:
Dan sekarang lagi "heboh" akan ada peristiwa gerhana matahari total yang "hanya" akan melintasi daratan Indonesia. Insya'Allah tanggal 9 Maret 2016.
Yuk kita ikut sholat gerhana matahari :)

01 March 2016

Thawaf Qudum (Umrah)

Selasa, 8 September 2015 (WAS: Waktu Arab Saudi)

Rombongan kami tiba di Mekkah sekitar jam 8 malam. Berangkat dari Madinah sekitar jam 9 pagi. Menurut perhitungan, seharusnya perjalanan Madinah-Mekkah sekitar 6 jam, ya ditambah berhenti di Birr Ali (miqot) untuk niat umroh, lalu berhenti lagi untuk sholat dhuhur & Ashr (dijamak qoshor), diperkirakan sampai Mekkah sekitar jam 4 sore.

Tapi qadarullah bis yang kami tumpangi mengalami sedikit masalah, kehabisan bensin. Sempat berhenti sebelum memasuki kota Mekkah (di daerah mana aku gak paham, dekat tempat pemeriksaan bis-bis oleh petugas/polisi).
Lalu ketika sampai di kota Mekkah, pak sopir sempat beberapa kali mampir pom bensin, tapi kayaknya gak dapat (loh kok bisa ya? Kayak di Balikpapan aja, penghasil minyak & gas tapi kehabisan :p ).

Saat masih berkeliling mencari bensin itu, Kami merasakan suasana Mekkah yang sedikit hujan dan badai pasir. (FYI: ternyata Mekkah tidak seperti yang ku bayangkan sebelumnya: Gurun Pasir. Mungkin ada di beberapa tempat, lebih dominan adalah Bukit Batu. Dan banyak terowongan yang menembus Bukit Batu, Masya'Allah, canggih banget itu teknologi arsitektur bangunannya).

Lanjut lagi perjalanan ke hotel di Mekkah. Bis Kami pun mogok. Dan herannya gak ada petugas yang segera menolong. Kami menunggu cukup lama. Aku gak tau pasti kenapa.
Oia, sebelum mogok Kami sempat berhenti di semacam posko petugas haji Indonesia, lalu Kami diberi gelang dan kartu identitas.
Lalu entah bagaimana akhirnya bis kami bisa jalan lagi, dengan ijin Allah tentu :)
Tibalah kami di hotel Mobark Al Khalil. Alhamdulillah.
Hotelnya masih gres, baru! Masih tercium aroma cat.
(Nanti ku tulis khusus tentang hotelnya ya).

Sampai di hotel pembagian kamar, sholat maghrib & isya dijamak, istirahat sebentar, lalu persiapan untuk Umroh (Thawaf Qudum, Sa'i, Tahallul).
Karena kami sudah berihram dari Miqot di Birr Ali, jadi sudah gak boleh pakai wangi-wangian ya. Boleh mandi supaya segar, boleh ganti baju juga, asal tetap berihram (khususnya untuk laki-laki yang hanya pakai 2 lembar kain tanpa jahitan, tanpa underwear juga loh). Ihram wanita bebas, asal menutup aurat (seluruh tubuh kecuali telapak tangan & wajah tidak boleh ditutup), tidak harus berwarna putih, asal tidak "nge-jreng" aja warnanya, tidak menarik perhatian. Modest (sederhana). Hayaa'.
لكل دين خلق و خلق الاسلام الحياء

Kami (se-KBIH) sepakat akan berangkat dari hotel ke Masjidil Haram jam 10 malam.
Antri berangkat, karena ada rombongan lain yang akan ke Masjidil Haram juga.
Persiapan membentuk formasi barisan saat Thawaf: membuat 4 baris, yang laki-laki berada di barisan terluar, mengapit barisan ibu-ibu/wanita di tengah.
Karena belum pernah thawaf ya aku nurut yang sudah pengalaman aja. Belum bisa membayangkan bagaimana Ka'bah itu, sebesar apa. Dan seperti apa kepadatannya nanti. Kalau lihat di TV kan padat banget. Bismillah aja, lillahi ta'ala.
Labbaik Allahumma labbaik.

Sampai di pelataran masjidil haram sekitar jam 12 malam. Pemimpin rombongan mempersilahkan jama'ah yang mau ke toilet sebelum thawaf.
Oia, kami disarankan untuk membawa botol kecil berisi air zamzam, untuk mengantisipasi bila selesai Thawaf akan mengalami antrian saat mengambil/minum air zamzam.
Memang disunnahkan minum air zamzam setelah Thawaf & sholat 2 rakaat di belakang maqam Ibrahim.

Saatnya masuk masjidil haram. Ingat!: dahulukan kaki kanan, baca doa masuk masjid:
اللهم افتح لي أبواب رحمتك
Kami masuk melalui pintu King Fahd (seingatku pintu nomor 79). Masuk lurus, langsung terlihat Ka'bah.

Kami melaksanakan thawaf di lantai dasar, jadi harus menuruni tangga dulu. Memulai thawaf dari hajar aswad (bila memungkinkan bisa memulai dengan mencium hajar aswad). Pastikan posisi Ka'bah berada di sebelah kiri. Posisi kita sejajar dengan hajar aswad dan lampu hijau (tanda memulai thawaf). Mengangkat tangan kanan dan membaca بسم الله الله اكبر
diulang setiap melewati hajar aswad.

Sstttt.... (gak perlu mengeraskan suara ya). Boleh berdoa apa saja. Doa khusus ketika sampai di rukun Yamani (sudut sebelum sudut hajar aswad):

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Kami disarankan untuk membawa karet gelang sebanyak 7 buah. Setiap selesai satu putaran dipindah 1 dari tangan kanan ke kiri. Aku gak bawa. Dikasih sih sama teman satu kelompok, tapi gak ku pakai. Aku mengikuti yang lain aja. Gak sempat mikirin memindahkan gelang. Maklum baru pertama kali ini thawaf.
Tips:
Di thawaf selanjutnya aku lebih senang membaca surat-surat pendek secara berurutan saat thawaf. 1 surat tiap putaran. 7 putaran 7 surat (kalau terlalu pendek, diulang beberapa kali dan ditambah doa-doa).

Alhamdulillah thawaf qudum selesai, cukup padat, tapi asalkan kita mengikuti arus, insya'Allah lancar. Selesai thawaf sholat dibelakang maqam Ibrahim (sudah disediakan tempatnya oleh petugas masjid) 2 raka'at. Setelah itu minum air zamzam. Dilanjutkan sa'i dari bukit Shafa ke bukit Marwa (nanti ku tulis khusus ya).

Selesai sa'i dilanjutkan Tahallul, memotong sedikit rambut tanda Umrah selesai, larangan saat ihram sudah kembali halal. Boleh pakai baju berjahit & underwear, boleh pakai wangi-wangian.
Kenapa memotong rambutnya sedikit?
Iya kan belum haji, nanti ada tahallul lagi. Kecuali bagi yang rambutnya cepat tumbuh panjang, silahkan aja kalau mau dicukur.

Selesai Umrah sekitar jam 2.30 dini hari.
Mau menunggu waktu subuh (jam 5an) masih terlalu lama. Kami memutuskan untuk pulang ke hotel, beristirahat.
Pemimpin rombongan menyarankan kami untuk berjalan kaki ke hotel yang jaraknya sekitar 1,5km.
Alasannya supaya kami mengetahui keadaan lingkungan sekitar.
Alhamdulillah kami semua diberi kekuatan untuk bisa berjalan kaki ke hotel. Segala kelelahan yang mungkin terjadi kalau dipikirkan/dibayangkan ternyata bisa dilalui dengan senang, semangat & bahagia :)

Sampai di hotel kami istirahat, tidur.
Dan aku pun terbangun jam 5.30an WAS (telat sholat subuh!).
Melihat cahaya matahari pagi pertamaku di kota Mekkah. Masya'Allah, laa quwwata illaa billah.

Masjid Al-Haram Mekkah: Thawaf

Haram itu bisa berarti Mulia/Suci.
Tapi sering juga diartikan: larangan, tidak boleh, tidak diijinkan.

Masjid Nabawi di Madinah juga disebut masjid Al-Haram. Maka orang-orang sering menyebut kedua masjid itu Haramain.

Selain umat islam dilarang masuk Mekkah & Madinah.
Umat islam yang berada di Mekkah & Madinah dilarang berbuat buruk (seharusnya dimanapun berada juga ya), karena sungguh sangat rugi, karena setiap kebaikan yang dikerjakan di sini pahalanya dilipatgandakan. Fokus berbuat baik, tidak ada waktu untuk keburukan.

Diantara banyak kebaikan itu adalah Thawaf.

Thawaf adalah mengelilingi ka'bah sebanyak 7 putaran, dimulai dari Hajar Aswad (disunnahkan untuk mencium hajar aswad bila memungkinkan, atau cukup dengan mengangkat tangan dan mengarahkan ke hajar aswad), di dalam masjidil haram diberi tanda "lampu hijau" dan ada tulisannya juga: thawaf start here :)

Thawaf wajib saat ibadah haji (tamattu') ada 3:
1. Thawaf Qudum, saat pertama kali datang ke Mekkah/ masjidil Haram. Ini termasuk rangkaian umroh (thawaf, sa'i & tahalul)
2. Thawaf Ifadah (ini adalah rangkaian haji, dilakukan setelah wukuf, melempar jamaraat, tahalul awal). Setelah thawaf dilanjutkan sa'i (karena melakukan haji tamattu')
3. Thawaf Wada'. Thawaf "perpisahan", ketika akan meninggalkan kota Mekkah. Setelah Thawaf Wada sudah tidak diijinkan melakukan ibadah di Masjidil Haram.

Alhamdulillah seluruh thawaf wajib itu bisa ku laksanakan di lantai dasar.
Beberapa thawaf sunah pernah ku laksanakan di Ring 2 dan di lantai paling atas (jarak yang ditempuh lebih jauh, tapi relatif lebih lengang).

Yang belum sempat ku lakukan di masjidil haram adalah:
1. Mencium hajar aswad
2. Sholat sunnah di Hijr Ismail
3. Masuk ke dalam perpustakaan masjidil haram
4. Naik ke menara tempat adzan dikumandangkan (boleh kah?)

Baiklah, sementara ini cukup sekian tulisanku.
Bersambung....

Salam :)

05 January 2016

Mengikuti Petunjuk

Dear pilgrim please keep right.

Semoga selamat sampai tujuan :)

01 January 2016

Resolusi 2015 #latepost

Ini tulisanku setahun yang lalu:

Ternyata resolusiku adalah mencari "guru".
Alhamdulillah, ternyata di 2015 memberiku banyak pencerahan tentang "guru" :)

31 Desember 2014

Biasanya sih saat pergantian tahun dijadikan waktu untuk refleksi/evaluasi diri, apa saja yang telah dilakukan. Lalu resolusi, rencana apa yang akan dilakukan setahun ke depan.
Kalau setahun terlalu lama bisa dibuat per semester, per bulan, per pekan :)

Kalau guru sudah biasa ya, buat laporan evaluasi siswa dan buat lesson plan (rencana pembelajaran). Tapi ini untuk muridnya.
Kalau untuk diri sendiri? Pernah?
Mirip sebenarnya.

Evaluasi untuk mengetahui kemampuan/ tahap perkembangan, sudah mencapai tahap apa.
Lesson plan untuk meningkatkan kemampuan ke tahap/ tingkat yang lebih tinggi, dan bagaimana metode dan strateginya.

Ada istilah proximal zone (zone of proximal development). Silahkan cari sendiri maknanya :D *googling atau ke perpustakaan ya he..he..
Jadi ada batas wilayah kemampuan tiap orang.

Bila mengerjakan sesuatu, tugas/proyek yang sulit, di luar batas kemampuannya, maka dibutuhkan support/dukungan/scaffolding, supaya suatu saat bisa mengerjakan sendiri, mandiri.

Sebaliknya, bila sesuatu tugas itu kurang tantangan, terlalu mudah, maka menjadi membosankan, dan malas juga. Untuk yang seperti ini, butuh scaffolding juga, berupa ide-ide baru, cara pandang baru, wawasan baru. Membuat "sesuatu" itu mendapatkan makna baru yang lebih dalam.

Seperti halnya membuat lesson plan untuk siswa, membuat resolusi, perlu tahu "proximal zone" :)
Perlu cari "guru" yang bisa memberi scaffolding yang tepat.

Jadi apa resolusimu di 2015?

Menjadi pembelajar yang lebih baik 
خيركم من تعلم القرآن وعلمه
Menjadi manusia yang lebih baik
خير الناس أنفعهم للناس
Menjadi muslim (yang lebih baik)
المسلم من سلم المسلمون من السانه ويده

The Best of 2015

Menulis di 2015.

Posting satu-satunya di blog ini ya? :p
Jelas sudah kalau ini adalah yang terbaik karena gak ada saingannya.

Sebenarnya banyak catatan peristiwa dan pengalaman bermakna di tahun ini. Sungguh.
Dan sebagian sempat ku tulis offline.

Kali ini, di hari terakhir 2015 ku pilih 1 yang paling layak untuk dikenang. Ingin dilakukan lagi bila memungkinkan :)

Once in a lifetime journey: Hajj.

*kalau ada yang menawarkanku untuk jadi petugas penyelenggaraan haji, boleh tuh, dengan senang hati* ^_°

Catatan lebih banyaknya nanti di 2016, insya'Allah.