08 September 2016

Menuju Masjid Nabawi

Hotel Diyar Al-Salam. فندق ديار السلام

Nama penginapanku selama di Madinah. Sekitar 9 hari. Kelompokku selama haji, bersama kloter lain, terpisah dari kloter sendiri.
Begitulah, kloter 25 SOC selama di Madinah, tersebar di 2 hotel.
Pertama tiba di Madinah, kami ke hotel Diyar Majid Al-Salam. Setelah menunggu cukup lama (mungkin para petugas haji melakukan diskusi dulu), diputuskan bahwa kelompok kami yang beranggotakan 11 orang harus terpisah. Ketua kelompok tidak mau. Masalahnya adalah ada beberapa bekal yang kami bawa memang diperuntukkan untuk dipakai bersama sekelompok. Akhirnya diputuskan kami tetap bersama, walaupun sekamar melebihi batas kuota (setempat tidur untuk 2 orang).

Di hotel ini kelompok kami mendapatkan 2 kamar. 1 kamar berisi @3 tempat tidur, yang seharusnya untuk 3 orang, kami gunakan untuk 5 dan 6 orang.
Keuntungannya adalah kelompok kami menginap di hotel yang sama dengan petugas haji dan tim kesehatan.
Yang kasihan memang petugas haji kloter kami yang harus mondar-mandir. Dan petugas konsumsi kelompok kami yang harus ambil makan di hotel seberang, karena jatah catering diantar ke sana.

Jarak dari hotel ke Masjid Nabawi sekitar 600 meter. Kabarnya ini termasuk jarak yang jauh. Dan supaya adil, nanti di Mekkah kloter kami mendapat tempat yang dekat (dibandingkan penginapan kloter lain).
Awalnya terasa jauh, dan panas. Semakin lama di Madinah jaraknya terasa lebih dekat, dan (tetap) panas 😅
Alhamdulillah, kalau nyuci baju cepat kering. Bahkan disarankan kalau mau ke masjid di siang hari, gunakan penutup kepala yang dibasahi, bisa handuk atau lainnya. Selalu bawa penyemprot berisi air, lebih baik lagi air zamzam bisa sekalian untuk diminum.

Bagi beberapa teman ada yang berangkat ke masjid 3x sehari. Subuh-Dhuha, Dhuhur-Ashr, dan Maghrib-Isya.
Ada yang mau dari Subuh-Dhuhur, ke penginapan untuk makan siang, lalu kembali lagi ke masjid Ashr-Isya.

Aku lebih memilih untuk kembali ke penginapan setiap selesai sholat, kecuali Maghrib-Isya karena jarak waktunya singkat.
Alasannya supaya aku bisa istirahat cukup di penginapan.
Pernah suatu kali aku menunggu di dalam masjid, rebahan di masjid, eh ditegur Askar, diingatkan kalau di masjid itu untuk berdoa. Boleh tiduran di pelataran masjid, tapi kan panas ya?
Dan di Madinah ini aku masih penyesuaian, hampir setiap selesai sholat Maghrib sambil menunggu isya aku ngantuk.
Dapat ilmu baru, konon kalau tidur sambil posisi duduk tidak membatalkan wudhu ya?

Sepanjang jalan dari hotel ke masjid Nabawi dan sebaliknya, banyak penjual menggelar dagangannya.
Pun banyak orang berbagi, bersedekah, terutama berbagi kurma. Apalagi kalau hari Senin/Kamis, saat berbuka puasa sunnah.

*Bersambung lagi.... 😉  

No comments: