30 March 2016

Mobark Al Khalil

Hotel Mobark Al Khalil
Terletak di Jalan Ibrahim Al Khalil
Distrik Misfalah, kota Mekkah

Misfalah 909
Di sinilah "rumah"ku, jama'ah haji tahun 2015 kloter 25 SOC, bersama beberapa kloter lainnya (dari pekalongan, surabaya, makassar/ambon, Jakarta), selama sekitar 1 bulan di Mekkah.

Tahukah kamu?
Kloter itu adalah kelompok terbang.
1 Kloter berada dalam 1 pesawat yang sama.
1 Kloter terdiri dari beberapa rombongan (di kloter 25 SOC seingatku ada 8 Rombongan)
1 Rombongan terdiri dari 4 kelompok/regu
1 Kelompok/Regu terdiri dari 10-11 orang jama'ah haji.
Masih ditambah petugas haji sekitar 6 orang.
Jadi jumlah jama'ah haji tiap kloter bisa berbeda tergantung ukuran pesawat.
SOC adalah kode kota Solo, embarkasi jama'ah haji dari kota di Jawa Tengah dan DIY.

Hotel ini dapat menampung sekitar 1500 orang, khusus jama'ah dari Indonesia.

Ketika aku sampai di hotel ini hari sudah malam, langit sudah gelap, tapi suasananya cukup terang, banyak lampu.
Terletak di jalan utama menuju masjid Al-Haram.
Berjarak sekitar 1,5 km

Ketika memasuki hotel, terlihat bangunannya masih baru, bersih. Masih tercium bau cat.
Kloterku mendapat tempat di lantai 8 dan 9.
Karena 1 kamar berisi 3-5 orang, maka kelompokku dibagi menjadi 3 kamar.
1 kamar berisi 5 orang untuk bapak-bapak yang memang berjumlah 5 orang.
Nah kami ibu-ibu yang terdiri dari 6 orang tidak kebagian kamar yang berisi 3 orang, yang tersisa kamar untuk 4 orang.
Jadi 2 dari kami harus bergabung dengan kelompok lainnya.
Yaa begitulah pembagiannya. Cukup merepotkan juga, apalagi bila pembagian ini ternyata berdampak pada pembagian "perbekalan" kelompok.

Aku mendapatkan kamar 921, dekat lift, tepat di depan orang-orang menunggu/antri lift.
Ada 6 lift yang beroperasi di hotel ini.
Kunci pintu kamar hotel berbentuk kartu. 1 kamar 1 kunci. Kalau mau keluar hotel sebaiknya dititipkan di Resepsionis.
Pernah ada kejadian, kunci kamarku tertinggal di dalam kamar. Jadi minta tolong resepsionis deh, pinjam kartu petugas hotel. Ternyata petugas hotelnya orang Indonesia loh, orang Banjar, tapi sudah lama di Mekkah dan jarang pulang ke Indonesia.
Pernah ada kejadian lift anjlok, cukup mengejutkan dan membuat kapok naik lift "ini", pilih lift lain aja :D
Pernah juga kejadian mati lampu semalaman di hotel, tidur dengan jendela terbuka. Naik turun pakai tangga darurat. Sehat!. Alhamdulillah :)

Dari kamarku 921 ini, pemandangannya bagus banget, masya'Allah. Alhamdulillah. Langsung terlihat Clock Tower. Jadi tidak masalah di kamar tidak ada jam dinding, tinggal nengok aja keluar jendela :)
Oia, selain jam dinding, di hotel ini juga belum ada WiFi. Alatnya sudah ada, sudah terdeteksi juga di ponsel tapi belum berfungsi. Jadi kalau mau internetan "ngungsi" ke hotel tetangga he..he..
Alhamdulillah jadi fokus kan ibadahnya.

Di beberapa hotel konon tersedia dapur umum & laundry.
Di sini tidak ada dapur, bahkan ada larangan memasak (menggunakan api). Kalau pakai rice cooker masih boleh.
Di Mekkah kami dapat makan/katering dari petugas haji, sehari 1x di siang hari.
Untuk keperluan mencuci baju, ada 2 mesin cuci di lantai 9 yang boleh kami pakai bersama, bergantian (dari hotel atau petugas haji Indonesia ya?).
Menjemur baju disediakan tempat di lantai S (tepatnya lantai berapa ya?).
Ruangan sholat disediakan di lantai P.
Terkadang bila sudah masuk waktu sholat, kami harus mengantri untuk bisa turun ke P. Sering juga berjama'ah dengan teman sesama "pengantri" di depan lift lantai 9. Pernah juga pakai tangga darurat ke P.
Seingatku ada P1, P2 juga, terus lantai R. Lupa!, gak difoto tombol di lift.

Ketika kami masih di Mekkah, ada berita tentang hotel yang kebakaran, diduga karena memasang pemanas air (teko listrik), lalu ditinggal pergi. Ketika air habis menguap, terbakarlah tekonya.
Tapi ini di hotel lain. Pelajaran buat kita semua. Hati-hati.

Dari hotel ini kalau mau ke masjid Al-Haram bisa jalan kaki sekitar 1,5 km.
Atau bisa menggunakan bis, harus jalan sedikit sekitar 100m, menunggu bis di depan hotel tetangga, Misfalah 911, tepat di seberang SD (madrasah ibtidaiyah). Melewati taman bermain :)
Kalau berjalan kaki, melewati banyak hotel dan pertokoan.
Ada toko roti yang enak banget, seperti croissant, fresh from the oven (kalau pagi). Makannya ditemani Teh Susu. Mmmmm yummy! :)
*ketagihan teh susu*

Alhamdulillah, senang di sini.
Belum pernah mencoba hotel lain.
Tiap orang punya cerita masing-masing.
Yang juga berkesan buatku adalah nama jalannya, Ibrahim Al Khalil, karena haji itu adalah napak tilas, mengikuti jejak perjalanan nabi Ibrahim, Al Khalil.
Mobark Al Khalil.
Al Khalil (الخليل), sahabat terbaik.

14 March 2016

14 Maret

Google Doodle hari ini gambarnya beberapa kue, cupcakes.
Penasaran kenapa, ku klik gambarnya, 14 Maret kan Einstein's Birthday.
Eh ternyata.....
Surprise!
Happy Birthday Mirsa!

Loh kok bisa?
Kalau diklik lagi masuk ke G+, profilku.
Berarti gambar ini cuma muncul di ponselku ya?
Privately, personally?
*masih kepo nih.
Lalu ku foto dan ku posting di sini.

Terima kasih.

Thawaf Wada'

Thawaf Wada' , thawaf perpisahan, merupakan ibadah terakhir di Masjid AlHaram Mekah. Setelah ini tidak ada kegiatan ibadah lagi di sini. Maka dilaksanakan menjelang kepulangan ke tanah air, Indonesia.

Jadwal kepulangan kloterku, 25 SOC, adalah hari Rabu 7 Oktober 2015 jam 8 pagi WAS dari bandara Jeddah.
Awalnya kami akan melaksanakan thawaf wada' setelah sholat isya' di hari selasa 6 Oktober 2015, tapi setelah melalui berbagai pertimbangan, termasuk cek kesehatan, akhirnya diputuskan kami melaksanakan thawaf wada' setelah subuh.
Iya, sebelum pulang ada cek kesehatan lagi, diukur suhu tubuh juga. Kalau terindikasi sakit / demam bisa ditunda kepulangannya, ikut kloter berikutnya.

Rombongan kami berangkat dari hotel sekitar jam 3, menjelang subuh. Naik bis, tidak berbarengan, tapi janjian di dekat Toilet 2.
Ketika kami masih menunggu ketua rombongan, beberapa teman ada yang akan masuk masjid duluan (termasuk ketua kelompokku. Hayooo, mau ikut ketua kelompok atau ketua rombongan?)
Tapi sejak awal aku dan suami berniat kali ini ikut bersama rombongan, ibadah terakhir di masjidil haram (hari sebelumnya kami sering berkelompok kecil saja. Sebenarnya memang lebih efisien sih). Kali ini kami akan mengikuti ketua rombongan, dimanapun thawafnya.

Bersama-sama kami masuk ke masjid, naik tangga jalan menuju lantai 2. Di dalam masjid jama'ah laki-laki dan wanita terpisah saf sholatnya, ada ruang khusus wanita.
Ketika akan memasuki ruang khusus wanita, ada yang membagikan roti dan minuman hangat. Alhamdulillah. Syukran, jazakunnallahu khayran.
Masih ada waktu untuk sholat tahajjud.
Kemudian sholat subuh.
Selesai sholat subuh, kami berkumpul lagi, kemudian berjalan bersama untuk thawaf.

Awalnya ku pikir kami akan thawaf di ring 2, tapi ternyata kami turun ke lantai dasar. Thawaf di lantai dasar. Alhamdulillah tidak sepadat yang kami bayangkan sebelumnya. Kepadatan (macet) saat thawaf biasanya terjadi di dekat/segaris dengan hajar aswad, tempat memulainya thawaf. Konon ada beberapa orang yang hanya ingin mencium hajar aswad saja tapi tidak thawaf. Padahal ini tidak ada tuntunannya, malah merepotkan diri sendiri dan buat orang lain tidak nyaman.

Tips untuk bisa mencapai hajar aswad: ikuti arus thawaf, berkeliling, sambil perlahan-lahan bergeser mendekat. Begitupun sebaliknya ketika akan keluar, ketika selesai thawaf, perlahan-lahan bergerak keluar mengikuti putaran.
*aku belum pernah mencium hajar aswad ya, bahkan melihat pun tidak karena tertutup padatnya orang, cuma sekedar memberi tips aja :)
Seringnya berpapasan sama orang yang maksa berjalan memotong arus.

Selesai thawaf kami sholat di belakang maqam Ibrahim dan minum air zamzam.
Selesai deh thawaf wada'. Alhamdulillah. Rabbana taqobbal minna.
Pada thawaf wada' ini tidak perlu sa'i.

Aku dan suami berpisah dengan rombongan. Jalan-jalan sendiri (eh berdua) berkeliling masjid, foto-foto, mengambil beberapa buku doa berbagai bahasa yang memang disediakan dan dipersilahkan untuk diambil.
Lalu kami jalan-jalan ke pertokoan di seberang masjid, mencari souvenir (nanti ada ceritanya sendiri ya).

Cerita di Madinah dan Rihlah ke Jeddah.
Juga tentang Haji di Arafah, Muzdalifah, Mina segera menyusul. Insya'Allah :)

12 March 2016

Sholat Gerhana Matahari

Karena peristiwa yang terjadi dalam siklus 350 tahun-an layak diceritakan.

Karena peristiwa pertama dalam hidup juga layak diceritakan.

Karena setiap orang unik dan memiliki cerita yang unik, bahkan untuk suatu peristiwa yang sama.

Karena itulah aku mau menuliskan cerita tentang Gerhana Matahari Total yang pada 9 Maret 2016 melewati kota Balikpapan. Tempatku berada saat GMT ini terjadi.

Kabarnya GMT kali ini hanya melewati daratan Indonesia.
Kabarnya lagi akan melewati titik yang sama (Balikpapan dan beberapa kota lain di Indonesia) setiap sekitar 350 tahun.
Silahkan baca berita dan fakta tentang GMT.

Waktu aku kecil dulu pernah terjadi Gerhana Matahari di Indonesia (tahun 1983) saat itu aku ada Jakarta, tepatnya di daerah pondok labu. Entah itu gerhana matahari total atau bukan. Yang ku ingat memang ada siaran langsungnya juga di TV. Aku ingat om-ku melihat matahari melalui ember berisi air.

Sekarang setelah besar, aku tahu kalau pada saat gerhana, (matahari & bulan, total ataupun sebagian) umat muslim sangat dianjurkan untuk melaksanakan sholat.
Sholatnya istimewa, (silahkan baca tentang fiqih sholat gerhana).
Aturannya se-pengetahuanku:
1.Tidak didahului adzan&iqomah, langsung mengajak sholat berjama'ah (al-sholatul-jami'ah).
2. Takbir - berdiri membaca al fatihah & surah pajang - ruku' - berdiri lagi lalu membaca al fatihah & surah panjang lagi - ruku' lagi (biasanya kan langsung sujud) - berdiri/itidal - sujud - duduk - sujud (selesai 1 raka'at). Dilakukan 2 raka'at.
3. Pada saat berdiri membaca surah setelah al fatihah itu adalah surah panjang, ketika ruku' juga dipanjangkan bacaan do'anya.
Membaca surah panjang ini diharapkan sholat dilaksanakan sepanjang gerhana terjadi.

Ini sholat gerhana pertamaku. Padahal sering ya ada gerhana bulan, tapi aku belum pernah ikut sholat gerhana.
Dari awal aku memang berniat mau ikut sholat gerhana. Walaupun banyak orang luar kota bahkan luar negeri yang sengaja datang ke kota Balikpapan untuk menyaksikan langsung peristiwa GMT ini.
Dalam benakku, toh peristiwa GMT ini bisa dilihat ulang, banyak petugas (misal BMKG) dan peneliti yang merekam dan memotret. Sedangkan sholat kan gak mungkin dilakukan di luar waktu gerhana, sudah bukan sholat gerhana lagi namanya :)

GMT di Balikpapan kali ini terjadi selama sekitar 1 menit 9 detik. Tapi bila dihitung dari waktu mulai gerhana, sekitar jam 7.25 wita sampai selesai gerhana sekitar jam 9.53 wita, mencapai hampir 2,5jam.
Dan akupun mempersiapkan diri untuk sholat selama 2,5jam
(FYI: biasanya sholat Taraweh/ Tahajjud + witr yang 11 raka'at itu dilaksanakan sekitar 1 jam)
Kalau dalam dunia lari, ini adalah marathon :)
Waktunya mendekati thawaf + sa'i.
Tanpa berpindah tempat.

Dari rumah aku berangkat sekitar jam 7 pagi (iya lah pagi kan gerhana matahari he..he..).
Ternyata jalanan macet, saking banyaknya orang pada keluar mau menyaksikan GMT.
Alhamdulillah sampai di masjid belum mulai sholatnya (konon kalau terlambat gak ikut membaca al fatihah, sholatnya gak sah? Benarkah?). Masjid sudah padat jama'ah, aku gak kebagian tempat di dalam, jadi aku sholatnya di luar, di halaman masjid.
Alhamdulillah, qadarullah, malah bisa merasakan, melihat cahaya matahari yang meredup karena tertutup bulan lalu terang lagi. (kan mataharinya masih di timur, sholatnya menghadap kiblat ke barat agak utara).
Diingatkan ketika mengikuti kajian tentang sholat gerhana sebelumnya, bagaimana bila matahari tertutup bulan lalu matahari tidak terbit lagi? Bagaimana bila matahari terbit di barat?
Maka di saat seperti ini perbanyak berdoa, berdzikir, sedekah, dan kebaikan lainnya.

Pada sholat gerhana yang ku ikuti ini, setelah Al fatihah, imam membaca surah Al Baqarah, belum sampai ayat terakhir, kemudian ruku', berdiri membaca Al fatihah lalu melanjutkan Al Baqarah, belum sampai ayat terakhir lalu ruku' lagi, berdiri 'itidal, sujud, duduk, sujud (pada saat sujud ini sepertinya pas puncaknya GMT).
Lalu berdiri lagi. Selanjutnya sama seperti raka'at pertama.
Surah Al Baqarahnya tidak sampai ayat terakhir dibacanya ketika sholat.
Selesai sholat sekitar jam 9an (berarti hanya sekitar 1,5 jam), lalu dilanjutkan khutbah singkat sekitar 15 menit.
Surah Al Baqarah itu terdiri dari 2 juz lebih. Kalau 1 juz dibaca 1 jam, maka bisa pas sepanjang gerhana terjadi.
Tapi mungkin pertimbangannya adalah ketahanan fisik (baik imam maupun makmumnya ya). Lumayan lah berdiri selama 1,5 jam. Dan ku kira aku sudah berdiri selama 2,5 jam loh :)
Subhanallah, konon ketika Rasulullah sholat gerhana bacaan surahnya Al Baqarah dan Ali Imran.

Selesai sholat gerhana dan khutbah masih dalam kondisi gerhana sebagian.
Aku dan suami menyempatkan ke pantai Kilang, di seberang masjid Istiqomah, salah satu lokasi pengamatan Gerhana Matahari. Sekalian menemui teman yang bekerja di BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), yang ditugaskan memantau GMT di Balikpapan.

Jadi saat GMT ini aku tidak memotret ya, tapi kalian kan bisa lihat banyak foto-fotonya bertebaran di dunia maya. Atau masuk ke web-nya BMKG :D

08 March 2016

Gerhana

Hikmah dari kehebohan peristiwa gerhana matahari total tahun 2016 ini, yang kabarnya hanya terjadi di wilayah daratan Indonesia termasuk Balikpapan, adalah ....
Aku jadi tahu kalau mufrodat (kosakata) bahasa Arab untuk Gerhana dibedakan antara matahari dan bulan.
Gerhana matahari: كسوف الشمس
Gerhana bulan: خسوف القمر

Sebelumnya aku mengetahui kalau di dalam Al Qur'an dibedakan juga kosakata Cahaya.
Matahari bersinar (ضياء & سراجا)
Bulan bercahaya (نورا).

Secara sains memang matahari dan bintang lainnya memiliki cahayanya sendiri, sedangkan bulan memantulkan cahaya matahari.

Kalau dari kamus (aplikasi kamus Arab-Indonesia di Android oleh Ristek Muslim),
kata كسوف akar katanya ك س ف terjemahannya: menutupi.
Sedangkan خ س ف terjemahannya: menjatuhkan/menggagalkan.

Silahkan dicari hikmahnya :)

Aku mengambil hikmah dari pergerakan dan posisi matahari, bulan, dan bumi saat terjadinya gerhana.

Bahwa bulan yang bercahaya di malam hari dapat menjadi penerang dalam kegelapan malam.
Matahari pun menjadi penerang di siang hari menyingkirkan kegelapan.
Tapi di saat gerhana matahari (total),
semua cahaya itu hilang.
Sang pemantul cahaya kini menjadi penghalang cahaya.
Yang ada hanya gelap.
Tapi jangan takut gelap.
Masih ada (dan selalu ada) cahaya di atas cahaya.
Dan jangan pula takut pada cahaya yang membutakan, lalu kita memakai kacamata/filter.
Tak perlu pakai kacamata/filter untuk melihat cahaya yang ini, cukup pakai hati, matahati :)

Semoga kita mendapatkan cahaya-Nya.

Referensi dari Al Qur'an

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا ..... (10:5)
وَجَعَلَ الْقَمَرَ فِيهِنَّ نُورًا وَجَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا (71:16)

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ (41:37)

اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ ۖ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (24:35)

06 March 2016

Thawaf Ifadhoh, Sa'i & Gerhana Bulan

Thawaf ifadhoh merupakan bagian dari ibadah haji (rukun haji), tapi berbeda dengan thawaf qudum yang ketika itu kita dalam berpakaian ihram, thawaf ifadhoh sudah tidak wajib lagi berihram, sudah Tahalul awal, cukur/potong rambut setelah melempar jamarat di Mina (10 Dzulhijjah).

Setelah puncak ibadah haji, wukuf di Arafah, pada tanggal 9 Dzulhijjah, jama'ah haji bergerak ke Muzdalifah, dan bermalam di sana (idealnya sampai sholat subuh), setelah itu di pagi hari 10 Dzulhijjah ke Mina, melempar jumroh aqobah, lalu memotong hewan qurban, tahalul. Kemudian lanjut ke Mekkah untuk Thawaf ifadhoh & Sa'i dan kembali ke Mina sebelum maghrib (bermalam di Mina).
Tapi itu idealnya (cara Nabi Muhammad, SAW). Ada keringanan thawaf ifadhoh boleh dilakukan setelah selesai semua kegiatan di Mina (bermalam 3 hari di Mina = nafar tsani, untuk melempar jamaraat 'ula, wustho, aqobah. 11, 12, 13 Dzulhijjah).
Silahkan cari informasi yang lebih akurat, ikut manasik, atau tanya ustadz :)

Rombongan kami termasuk yang mengikuti nafar tsani, berada di Mina sampai tanggal 13 Dzulhijjah 1436 H (27 September 2015).
Pagi hari setelah melempar jamaraat, kami naik bis kembali ke hotel di Mekkah.
Rombongan kami berencana akan melakukan thawaf ifadhoh di hari Selasa. Hari Senin akan digunakan untuk istirahat. Tapi untuk yang khawatir akan haid di hari Selasa dipersilahkan untuk thawaf di hari Senin, sendiri (eh ber-2 atau 3 lah, ajak teman).
Aku termasuk yang melakukan thawaf duluan, ditemani suami dong! (dan teman-temanku "sekamar-seketiduran" yang setia. 1 kamarku berisi 5 orang wanita, yang ikut thawaf 4 orang + suami dan 1 orang teman sekamarnya. Jadi semuanya 4 wanita & 2 laki-laki).

Rencana awal aku akan thawaf jam 10 malam berbarengan dengan rombongan dari kloter lain tapi masih 1 hotel. Dari pengalaman thawaf qudum & sa'i, membutuhkan waktu sekitar 2-2,5jam.
Saat itu bis yang biasanya mengantar jama'ah haji sedang libur beroperasi. Jadi tidak ada pilihan, harus jalan kaki ke masjidil haram.
Setelah dipikir-pikir lagi, suamiku mengusulkan thawaf jam 2 dini hari, selesai thawaf bisa langsung ikut sholat subuh berjama'ah.
Oke. Baiklah.

Selasa, 28 September 2015

Kami berangkat dari hotel jam 2 dini hari. Sampai di masjid sekitar jam 2.30. Sudah padat (atau: masih padat? selalu padat?, khususnya di musim haji).
Kami masuk ke masjid dari pintu King/Malik Fahd (King-bahasa Inggris, Malik-bahasa Arab). Sempat berjalan keliling di lantai 1 sambil cari ruang untuk thawaf (rencananya mau mencoba thawaf di ring 1). Semua pintu masuk thawaf di Ring 1 tutup, untuk turun ke bawah ke lantai dasar juga tutup. Alhamdulillah setelah berjalan beberapa langkah, kami melihat ada pintu ke lantai dasar yang terbuka, kami pun langsung turun ke lantai dasar. Kami thawaf di lantai dasar. Karena kami ber-6 (rombongan kecil), maka thawaf menjadi lebih mudah (atau karena aku sudah punya pengalaman thawaf sebelumnya?). Thawaf kali ini lebih khusyu', lebih fokus, tidak terlalu memikirkan rombongan. Bisa mendekat & melihat maqam Ibrahim.
Tapi toh kami harus "kehilangan" 2 teman ketika selesai thawaf. Kami melanjutkan Sholat di belakang Maqam Ibrahim, minum air zamzam, ber-4. Kemudian  mencoba kontak 2 teman yang "hilang" supaya bisa sa'i bareng. Alhamdulillah kami bertemu saat sa'i.

Ada yang spesial saat sa'i kali ini.
Kira-kira saat memasuki lintasan ke 4 atau 5 (saat itu sekitar jam 4an, belum masuk waktu subuh), ada panggilan sholat (assholatu jami'ah). Kalau di masjidil haram memang adzan untuk sholat subuh 2x, kira-kira 1jam sebelum waktu subuh dan ketika masuk waktu subuh.
Tapi kan kalau mau sholat subuh ada iqomah dulu. Dan ini gak ada. Sholat apa ini? Kami pun bingung.
Mau ikut sholat atau melanjutkan sa'i? Kami memutuskan untuk melanjutkan sa'i dan akan sholat subuh selesai sa'i.
Setelah beberapa saat sholat dilaksanakan, kami memperhatikan bahwa jama'ah melakukan 2 kali ruku' dalam tiap raka'at.
Ooohhhh...... ternyata itu sholat gerhana bulan.
Dan setelah pulang ke Indonesia, selesai keseluruhan proses ibadah haji, baru deh cari info tentang gerhana bulan itu.
Subhanallah, ternyata itu adalah gerhana bulan saat "supermoon/blood moon", saat bulan dalam posisi terdekat dengan bumi.

Catatan:
Dan sekarang lagi "heboh" akan ada peristiwa gerhana matahari total yang "hanya" akan melintasi daratan Indonesia. Insya'Allah tanggal 9 Maret 2016.
Yuk kita ikut sholat gerhana matahari :)

01 March 2016

Thawaf Qudum (Umrah)

Selasa, 8 September 2015 (WAS: Waktu Arab Saudi)

Rombongan kami tiba di Mekkah sekitar jam 8 malam. Berangkat dari Madinah sekitar jam 9 pagi. Menurut perhitungan, seharusnya perjalanan Madinah-Mekkah sekitar 6 jam, ya ditambah berhenti di Birr Ali (miqot) untuk niat umroh, lalu berhenti lagi untuk sholat dhuhur & Ashr (dijamak qoshor), diperkirakan sampai Mekkah sekitar jam 4 sore.

Tapi qadarullah bis yang kami tumpangi mengalami sedikit masalah, kehabisan bensin. Sempat berhenti sebelum memasuki kota Mekkah (di daerah mana aku gak paham, dekat tempat pemeriksaan bis-bis oleh petugas/polisi).
Lalu ketika sampai di kota Mekkah, pak sopir sempat beberapa kali mampir pom bensin, tapi kayaknya gak dapat (loh kok bisa ya? Kayak di Balikpapan aja, penghasil minyak & gas tapi kehabisan :p ).

Saat masih berkeliling mencari bensin itu, Kami merasakan suasana Mekkah yang sedikit hujan dan badai pasir. (FYI: ternyata Mekkah tidak seperti yang ku bayangkan sebelumnya: Gurun Pasir. Mungkin ada di beberapa tempat, lebih dominan adalah Bukit Batu. Dan banyak terowongan yang menembus Bukit Batu, Masya'Allah, canggih banget itu teknologi arsitektur bangunannya).

Lanjut lagi perjalanan ke hotel di Mekkah. Bis Kami pun mogok. Dan herannya gak ada petugas yang segera menolong. Kami menunggu cukup lama. Aku gak tau pasti kenapa.
Oia, sebelum mogok Kami sempat berhenti di semacam posko petugas haji Indonesia, lalu Kami diberi gelang dan kartu identitas.
Lalu entah bagaimana akhirnya bis kami bisa jalan lagi, dengan ijin Allah tentu :)
Tibalah kami di hotel Mobark Al Khalil. Alhamdulillah.
Hotelnya masih gres, baru! Masih tercium aroma cat.
(Nanti ku tulis khusus tentang hotelnya ya).

Sampai di hotel pembagian kamar, sholat maghrib & isya dijamak, istirahat sebentar, lalu persiapan untuk Umroh (Thawaf Qudum, Sa'i, Tahallul).
Karena kami sudah berihram dari Miqot di Birr Ali, jadi sudah gak boleh pakai wangi-wangian ya. Boleh mandi supaya segar, boleh ganti baju juga, asal tetap berihram (khususnya untuk laki-laki yang hanya pakai 2 lembar kain tanpa jahitan, tanpa underwear juga loh). Ihram wanita bebas, asal menutup aurat (seluruh tubuh kecuali telapak tangan & wajah tidak boleh ditutup), tidak harus berwarna putih, asal tidak "nge-jreng" aja warnanya, tidak menarik perhatian. Modest (sederhana). Hayaa'.
لكل دين خلق و خلق الاسلام الحياء

Kami (se-KBIH) sepakat akan berangkat dari hotel ke Masjidil Haram jam 10 malam.
Antri berangkat, karena ada rombongan lain yang akan ke Masjidil Haram juga.
Persiapan membentuk formasi barisan saat Thawaf: membuat 4 baris, yang laki-laki berada di barisan terluar, mengapit barisan ibu-ibu/wanita di tengah.
Karena belum pernah thawaf ya aku nurut yang sudah pengalaman aja. Belum bisa membayangkan bagaimana Ka'bah itu, sebesar apa. Dan seperti apa kepadatannya nanti. Kalau lihat di TV kan padat banget. Bismillah aja, lillahi ta'ala.
Labbaik Allahumma labbaik.

Sampai di pelataran masjidil haram sekitar jam 12 malam. Pemimpin rombongan mempersilahkan jama'ah yang mau ke toilet sebelum thawaf.
Oia, kami disarankan untuk membawa botol kecil berisi air zamzam, untuk mengantisipasi bila selesai Thawaf akan mengalami antrian saat mengambil/minum air zamzam.
Memang disunnahkan minum air zamzam setelah Thawaf & sholat 2 rakaat di belakang maqam Ibrahim.

Saatnya masuk masjidil haram. Ingat!: dahulukan kaki kanan, baca doa masuk masjid:
اللهم افتح لي أبواب رحمتك
Kami masuk melalui pintu King Fahd (seingatku pintu nomor 79). Masuk lurus, langsung terlihat Ka'bah.

Kami melaksanakan thawaf di lantai dasar, jadi harus menuruni tangga dulu. Memulai thawaf dari hajar aswad (bila memungkinkan bisa memulai dengan mencium hajar aswad). Pastikan posisi Ka'bah berada di sebelah kiri. Posisi kita sejajar dengan hajar aswad dan lampu hijau (tanda memulai thawaf). Mengangkat tangan kanan dan membaca بسم الله الله اكبر
diulang setiap melewati hajar aswad.

Sstttt.... (gak perlu mengeraskan suara ya). Boleh berdoa apa saja. Doa khusus ketika sampai di rukun Yamani (sudut sebelum sudut hajar aswad):

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Kami disarankan untuk membawa karet gelang sebanyak 7 buah. Setiap selesai satu putaran dipindah 1 dari tangan kanan ke kiri. Aku gak bawa. Dikasih sih sama teman satu kelompok, tapi gak ku pakai. Aku mengikuti yang lain aja. Gak sempat mikirin memindahkan gelang. Maklum baru pertama kali ini thawaf.
Tips:
Di thawaf selanjutnya aku lebih senang membaca surat-surat pendek secara berurutan saat thawaf. 1 surat tiap putaran. 7 putaran 7 surat (kalau terlalu pendek, diulang beberapa kali dan ditambah doa-doa).

Alhamdulillah thawaf qudum selesai, cukup padat, tapi asalkan kita mengikuti arus, insya'Allah lancar. Selesai thawaf sholat dibelakang maqam Ibrahim (sudah disediakan tempatnya oleh petugas masjid) 2 raka'at. Setelah itu minum air zamzam. Dilanjutkan sa'i dari bukit Shafa ke bukit Marwa (nanti ku tulis khusus ya).

Selesai sa'i dilanjutkan Tahallul, memotong sedikit rambut tanda Umrah selesai, larangan saat ihram sudah kembali halal. Boleh pakai baju berjahit & underwear, boleh pakai wangi-wangian.
Kenapa memotong rambutnya sedikit?
Iya kan belum haji, nanti ada tahallul lagi. Kecuali bagi yang rambutnya cepat tumbuh panjang, silahkan aja kalau mau dicukur.

Selesai Umrah sekitar jam 2.30 dini hari.
Mau menunggu waktu subuh (jam 5an) masih terlalu lama. Kami memutuskan untuk pulang ke hotel, beristirahat.
Pemimpin rombongan menyarankan kami untuk berjalan kaki ke hotel yang jaraknya sekitar 1,5km.
Alasannya supaya kami mengetahui keadaan lingkungan sekitar.
Alhamdulillah kami semua diberi kekuatan untuk bisa berjalan kaki ke hotel. Segala kelelahan yang mungkin terjadi kalau dipikirkan/dibayangkan ternyata bisa dilalui dengan senang, semangat & bahagia :)

Sampai di hotel kami istirahat, tidur.
Dan aku pun terbangun jam 5.30an WAS (telat sholat subuh!).
Melihat cahaya matahari pagi pertamaku di kota Mekkah. Masya'Allah, laa quwwata illaa billah.

Masjid Al-Haram Mekkah: Thawaf

Haram itu bisa berarti Mulia/Suci.
Tapi sering juga diartikan: larangan, tidak boleh, tidak diijinkan.

Masjid Nabawi di Madinah juga disebut masjid Al-Haram. Maka orang-orang sering menyebut kedua masjid itu Haramain.

Selain umat islam dilarang masuk Mekkah & Madinah.
Umat islam yang berada di Mekkah & Madinah dilarang berbuat buruk (seharusnya dimanapun berada juga ya), karena sungguh sangat rugi, karena setiap kebaikan yang dikerjakan di sini pahalanya dilipatgandakan. Fokus berbuat baik, tidak ada waktu untuk keburukan.

Diantara banyak kebaikan itu adalah Thawaf.

Thawaf adalah mengelilingi ka'bah sebanyak 7 putaran, dimulai dari Hajar Aswad (disunnahkan untuk mencium hajar aswad bila memungkinkan, atau cukup dengan mengangkat tangan dan mengarahkan ke hajar aswad), di dalam masjidil haram diberi tanda "lampu hijau" dan ada tulisannya juga: thawaf start here :)

Thawaf wajib saat ibadah haji (tamattu') ada 3:
1. Thawaf Qudum, saat pertama kali datang ke Mekkah/ masjidil Haram. Ini termasuk rangkaian umroh (thawaf, sa'i & tahalul)
2. Thawaf Ifadah (ini adalah rangkaian haji, dilakukan setelah wukuf, melempar jamaraat, tahalul awal). Setelah thawaf dilanjutkan sa'i (karena melakukan haji tamattu')
3. Thawaf Wada'. Thawaf "perpisahan", ketika akan meninggalkan kota Mekkah. Setelah Thawaf Wada sudah tidak diijinkan melakukan ibadah di Masjidil Haram.

Alhamdulillah seluruh thawaf wajib itu bisa ku laksanakan di lantai dasar.
Beberapa thawaf sunah pernah ku laksanakan di Ring 2 dan di lantai paling atas (jarak yang ditempuh lebih jauh, tapi relatif lebih lengang).

Yang belum sempat ku lakukan di masjidil haram adalah:
1. Mencium hajar aswad
2. Sholat sunnah di Hijr Ismail
3. Masuk ke dalam perpustakaan masjidil haram
4. Naik ke menara tempat adzan dikumandangkan (boleh kah?)

Baiklah, sementara ini cukup sekian tulisanku.
Bersambung....

Salam :)