31 December 2011

Sygyzium Samarangense: A Lifecycle

Cerita dulu tentang judulnya,

Saat ku motret pohon jambu air depan rumahku, ku berniat mau buat cerita tentang proses pertumbuhan jambu air, kali aja suatu saat bisa berguna buat teaching aids :)

Biar go international, ku coba terjemahkan ke dalam bahasa inggris pake google translate, hasilnya: guava water.
Terjemahan yang agak aneh buatku yang emang ga terlalu paham, tapi kok terasa agak maksa gitu ya?

Ku coba googling, nemu deh artikel tentang jambu air di wikipedia, jadi tau nama latinnya: Sygyzium Samarangense.
Kenapa Samarangense? Apakah karena pertamakali ditemukan/diidentifikasi di kota Semarang? Entahlah, aku belum baca lebih mendalam.

Apa yang bisa diamati dari foto jambu air?
Proses pertumbuhan jambu air itu, muncul kuncup bunga bulat2 kecil banyak, lalu perlahan-lahan besar dan pecah jadi bunga, tuh liat banyak benangsari-nya ya?
Setelah penyerbukan, benangsari rontok, lalu kelopaknya menjadi semakin besar, gemuk berisi. Bila warnanya telah berubah menjadi agak pucat (kebetulan ini pohon jambu air hijau, jadi warnanya tidak berubah jadi merah), siap dipetik, dimakan. Bermanfaat untuk menghilangkan lapar dan haus :)
Itulah siklus hidup jambu air.

Pelajaran dan hikmah apa yang bisa diambil dari siklus hidup jambu air?
Menurutmu apa??

Menurutku (sok bijak gitu): harus sabar, khususnya dalam mencari ilmu, semua ada prosesnya. Rambut rontok2 kayak benangsari itu juga bagian dari proses :D (yang ini agak ngawur).
Biar ga makin ngawur, sebaiknya ku sudahi dulu tulisanku tentang jambu air, harus banyak belajar dulu ;)


No comments: